Berita

Syahganda Nainggolan/Net

Politik

Syahganda: Perang Dua Kekuatan Besar Sedang Terjadi di Tanah Air

SENIN, 14 NOVEMBER 2016 | 21:01 WIB | LAPORAN:

Apa yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia menunjukkan sedang ada gejolak atau gesekan dari kelompok-kelompok tertentu. Kasus dugaan penistaan agama yang membelit Basuki Tjahaja Purnama adalah hilirisasi konflik dari kekuatan besar bangsa, dan menjadi perang peradaban.

Begitu dikatakan pengamat politik Syahganda Nainggolan dalam keterangan di Jakarta, Senin (14/11).

Menurutnya, Indonesia tengah mengalami perang antara kelompok yang ingin mempertahankan supremasi dan nilai-nilai luhur bangsa yakni Pancasila dan Islam, sebagai kesepakatan setelah proklamasi, dan kelompok yang ingin memecah belah bangsa, menggagalkan isu mayoritas-minoritas dan ingin adanya demokrasi liberal secara total.


"Bahkan kelompok ini menihilkan agama dalam kehidupan, menghidupkan LGBT, sekuler dan western civilitation, dengan orang-orang Cina perantauan," jelas Syahganda.

Ahok, menurutnya, menjadi simbol kapitalisme China yang ingin menghancurkan rakyat pribumi dan ingin meletakkan pribumi di pinggir-pinggir peradaban.

Syahganda yakin, gelar perkara atas kasus dugaan penistaan agama, akan melepaskan dan melindungi Ahok, sebagai simbol kekuatan anti pancasila dan islam, yang selalu dihantam dengan isu pluralisme.

"Ahok akan lepas, Ahok tidak akan dipenjara. Meskipun gelar perkara ini dilakukan, Polisi dan Jokowi memaksa Ahok dibebaskan, begitu saja," jelasnya.

Dengan begitu, menurutnya, akan ada aksi bela Islam jilid III, yang rencananya berlangsung 25 November mendatang. Kemungkinan secara sosilogis, dialektika emosi massa akan naik dua kali lipat pada hari itu.

"Massa bisa saja membakar istana. Eskalasi emosi meningkat dua kali lipat," tegasnya.

Ujungnya, akan terjadi kerusuhan. Para elit kemudian berunding. Aparat keamanan juga makin menunjukkan berasal dari faksi mana mereka. Ia menyebut Kapolri Tito yang merupakan orang Jokowi, Wakapolri Syafrudin orang Jusuf Kalla dan Kepala BIN Budi Gunawan yang merupakan orangnya Megawati.

"Ketiganya punya kemampuan melakukan penetrasi hukum ini. Siapa yg paling kuat.
Setelah kerusuhan ini nanti, akan berunding elit-elit. Gatot (Panglima TNI) punya posisi paling penting," ramalnya.

Jika itu menjadi kenyataan, Syahganda menyarankan agar Presiden Jokowi dengan legowo meletakkan jabatan presidennya agar kondisi negara menjadi normal kembali.

"Saran saya ya Jokowi mengundurkan diri saja, buat apa jadi Presiden dengan keadaan seperti itu," demikian Syahganda. [sam]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya