Berita

ILustrasi/Net

Politik

Gerindra Benarkan Menteri Bambang Kondisi Ekonomi Seperti Zaman Penjajahan

SENIN, 14 NOVEMBER 2016 | 12:47 WIB | LAPORAN:

. Pernyataan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro yang menyebut kondisi perekonomian Indonesia saat ini mirip dengan kondisi ekonomi Indonesia pada saat dijajah oleh Belanda betul adanya.

"Karena semua kekayaan alam Indonesia diekspor ke luar negeri. Betul, apa yang dibilangnya (Bambang) itu benar," tegas anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan, kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Senin (14/11).

Menurut dia, pemerintah harusnya mendukung industri dalam negeri di bidang apapun untuk mampu menghasilkan bahan mentah menjadi bahan jadi kemudian menjualnya dengar harga yang jauh lebih tinggi dari harga jual bahan mentah.


"Barang jadi kita kirim ke luar, nilainyakan lebih besar. Harus ada keberpihakan dari pemerintah untuk membuat suatu industri dalam negeri," sesalnya.

Diakuinya bahwa kondisi ekonomi saat ini memang sedang sulit, tapi itu bukan menjadi alasan untuk tidak memulai kemandirian industri dalam negeri. Utamanya BUMN.

"Kalau dihitung-hitung memang cost nya lebih tinggi membuat pabrik itu, namun efeknya kan kedepan, bukan sekarang. Untuk saat ini memang ongkosnya lebih mahal, tapi untuk jangka panjang itu menguntungkan buat Indonesia," jelasnya.

Karenanya, dia menilai pemerintah sama sekali tidak ada niatan untuk membuat industri dalam negeri untuk memproduksi memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi.

"Kalau dimulai hari ini, itukan bisa akan terjadi 5 tahun atau 10 tahun kedepan," tutup politisi Partai Gerindra ini.

Diketahui sebelumnya menteri Bambang bilang kondisi ekonomi Indonesia tak jauh beda dengan kondisi ekonomi saat dijajah Belanda.

"Dulu, Belanda menjarah rempah-rempah dan komoditas lainnya, lalu dikirim ke negaranya," kata Bambang di Jakarta, Minggu, (13/11).

Saat zaman penjajahan, selain sumberdaya Indonesia dikeruk habis-habisan, Belanda juga melakukan gerakan tanam paksa. Saat ini pun, Indonesia diakuinya banyak sekali diminta asing untuk mengekspor hasil tambang dengan menawarkan nilai tambah yang tinggi. Tawaran-tawaran itu disebutnya diatur dalam agenda-agenda politik yang telah tersusun.

"Kalau Indonesia kerjaannya hanya menggali tambang, lalu ekspor, maka sampai kapanpun tidak akan maju," kata Bambang lagi. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya