Berita

TB Hasanuddin/Net

Pertahanan

Pelaku Bom Samarinda Bisa Jadi Pintu Masuk Ungkap Jaringan Teroris

SENIN, 14 NOVEMBER 2016 | 09:46 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Badan Intelijen Negara harus menelusuri jaringan terorisme yang terus mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Satu dari tiga pelaku pelempar bom molotov ke Gereja Oikumene, Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur yang tertangkap pihak kepolisian, bisa menjadi pintu masuk untuk membongkar elemen gerakan radikal.

Wakil Ketua Komisi I DPR-RI, Tubagus Hasanuddin mengatakan, walaupun pola teror yang dilakukan pelaku penyerangan Gereja Oikumene di Samarinda masih menggunakan cara konvensional, yakni, menggunakan bom molotov, tetap saja hal itu harus disikapi secara serius. Terlebih lagi, lanjut Hasanuddin, pelaku yang tertangkap merupakan mantan napi kasus terorisme.


"Caranya memang konvensional. Bom molotov itu mudah sekali buatnya. Tapi, bila melihat rekam jejak pelaku yang tertangkap, ini yang mesti disikapi secara serius. Pelaku ini kan mantan napi bom Puspitek Serpong, kelompok Pepy Vernando," ujar mantan Sekretaris Militer ini dalam keterangan pers, Senin (14/11).

Bahkan, sambung Tubagus Hasanuddin, pelaku pelempar bom molotov itu ditengarai juga pernah bergabung dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Kaltim dan mempunyai jaringan dengan kelompok Anshori di Jawa Timur yang kabarnya akan membeli dan mendatangkan senjata api dari Filipina.

"Ketika ditahan pihak kepolisian, rekam jejak pelaku terungkap bahwa si pelaku pernah gabung di kelompok JAD," tutur Hasanuddin.

Untuk itu, Tubagus Hasanuddin mengimbau agar semua data intelijen dari semua elemen intel harus dikompilasikan secara komprehensif, supaya bisa menghasilkan kesimpulan intelejen yang akurat.

"Data akurat itulah dapat digunakan untuk melakukan pemberantasan teroris di lapangan. Tanpa data akurat kita akan kecolongan," demikian Tubagus Hasanuddin. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya