Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan tidak tutup mata mengenai adanya dugaan aliran dana dari sejumlah pihak yang diuntungkan dari kebijakan Siti Fadilah Supari ketika menjabat Menteri Kesehatan.‎
Menurut Plh. Kabiro Humas KPK Yuyuk Andriati, pihaknya tetap menelusuri aset dan dana terkait ‎Siti Fadilah. KPK juga telah mendapat informasi dari sejumlah saksi yang diperiksa, termasuk menelusuri aliran dana dari sejumlah nama yang pernah terkuak di persidangan perkara korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes).
"‎Akan ditelusuri kepada pihak-pihak yang diduga dilewati aliran dananya," ujarnya saat dikonfirmasi wartawan, Rabu malam ‎(2/11).
‎"Untuk penelusuran aset SFS (Siti Fadilah Supari), penyidik menganalisa dari aliran uang dan keterangan dari saksi-saksi," sambung Yuyuk.
‎
Di kesempatan berbeda, Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengaku belum bisa memberi komentar mengenai pengembangan kasus korupsi alkes untuk kebutuhan pusat penanggulangan krisis dalam APBN tahun anggaran 2007 tersebut.
Menurutnya, pengembangan perkara seperti dugaan penunjukan peran Siti yang mengarahkan Direktur Bina Pelayanan Medik Dasar Kemenkes Ratna Dewi Umar agar perusahaan milik Bambang Rudijanto Tanoe‎sudibjo alias Rudi Tanoe yakni PT Prasasti Mitra mengerjakan proyek sudah masuk dalam teknis penyidikan pengembangan perkara.
Siti Fadilah sendiri kini mendekam di Rutan Pondok Bambu, Jakarta. Dia ditahan usai menjalani pemeriksaan sebagai tersangka beberapa hari lalu.
‎
Diketahui, dalam surat dakwaan Ratna Dewi Umar, mantan direktur Bina Pelayanan Medik Dasar Kemenkes itu dianggap menyalahgunakan wewenang sebagai pejabat negara dengan menunjuk langsung PT Rajawali Nusindo dalam proyek pengadaan alkes dan perbekalan dalam rangka wabah flu burung tahun anggaran 2006-2007 di Kemenkes. Namun, dalam praktiknya, PT Rajawali Nusindo justru menyerahkan pekerjaan kepada PT Prasasti Mitra, perusahaan milik Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo.
Pada pelaksanaannya, PT Prasasti Mitra kembali mengalihkan pengadaan alkes ke beberapa agen tunggal yakni PT Fondaco Mitratama, PT Prasasti Mitra, PT Meditec Iasa Tronica, PT Airindo Sentra Medika, dan PT Kartika Sentamas dengan harga lebih murah.‎
Persidangan Ratna Dewi Umar mengungkap pula adanya pertemuan antara Rudi Tanoe dengan Siti Fadilah sebelum proyek bergulir. Dan disebut-sebut bahwa Siti Fadilah mengarahkan supaya PT Prasasti Mitra yang mengerjakan tender tersebut.
[wah]