Berita

Epriyadi Asda/Net

Politik

Epriyadi: Habil Marati Seharusnya Gentle dan Protes Di Rapat PPP

RABU, 19 OKTOBER 2016 | 21:58 WIB | LAPORAN:

Kekecewaan Habil Marati soal keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) kubu Djan Faridz mendukung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI 2017 blunder dan tidak beralasan.

Begitu dikatakan Waketum PPP, Epriyadi Asda dalam perbincangan dengan redaksi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu malam (19/10).

Dia tekankan, keputusan untuk mendukung Ahok-Djarot adalah suara mayoritas yang didapatkan dari hasil musyawarah oleh seluruh pengurus DPW PPP se-Indonesia.


"Jadi begini, kalau kecewa itu urusan dia. Yang pasti keputusan partai tidak bisa diganggu gugat. Ini bukan perusahaan, yang bisa diurus sendiri," tegasnya.

"Di dalam azaz musyawarah mufakat, beda pendapat adalah hal yang wajar. Namun ketika keputusan yang sudah diambil tidak diikuti dia (Habil) bisa mundur. Karena keputusan tersebut diambil berdasarkan suara mayoritas. Kalau orang pernah di organisasi, dia akan mengerti tentang hal ini."

Selama bergabung dalam kepengurusan PPP, kata Epriyadi, Habil terkesan tidak produktif. Semua pengurus PPP juga kurang simpatik dengannya karena tidak pernah terlibat langsung menjalankan program-program partai kabah.

"Habil selalu Mbalelo. Dia tidak bisa dipegang," jelasnya.

Oleh karena itu, Epriyadi meminta Habil untuk gentle mengungkapkan kekecewaannya langsung kepada Djan Faridz dan seluruh pengurus PPP di dalam rapat, bukan malah berkoar-koar di media.

"Harusnya dia ngaca, siapa dia. Kalau dia gentle, ngomong langsung dalam rapat ke Pak Djan dan pengurus. Jangan cuma berani ngoceh di media," tandasnya.

Sebelumnya, Habil yang mengaku menjabat wakil ketua umum PPP kubu ‎Djan Faridz mengaku kecewa dengan keputusan DPP yang mendukung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada DKI Jakarta 2017. Habil pun berencana mengumpulkan segenap pengurus DPP PPP untuk menggulingkan kepemimpinan Djan Faridz. [sam]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya