Berita

Foto/Net

Hukum

Kasus Pembajakan Juga Kudu Disentuh Presiden

Lebih Besar Dari Pungli Dalam Pelayanan Publik
KAMIS, 13 OKTOBER 2016 | 08:38 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Anggota Komisi X DPR Anang Hermansyah mengapresiasi langkah pemerintah yang mengeluarkan paket kebijakan reformasi di bidang hukum yang disusul dengan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum pegawai Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang memungut pungli. Anang berharap, reformasi ini juga menyasar sektor hak cipta. Sebab, kasus pembajakan hak cipta di Tanah Air sudah sangat parah.

"Dalam pembajakan hak cipta, uang yang beredar bisa dipastikan melebihi nominal OTT yang terjadi di Kemenhub kemarin. Karena itu, kebijakan reformasi di bidang hukum yang diterbitkan Presiden harus juga menyentuh di sektor hak cipta ini," ucap Anang di Gedung DPR, kemarin.

Sebagai musisi, Anang mera­sakan betul betapa besarnya pembajakan hak cipta yang terjadi. Sayangnya, penegakan hukum atas pembajakan ini masih sangat lemah. VCD ba­jakan begitu bebas beredar. Begitu juga dengan pembajakan di internet.


Untuk perlindungan hak cipta ini, sambung Anang, sudah ada payung hukum yang jelas, yaitu UUNomor 28/2014 tentang Hak Cipta. Hanya saja, implemen­tasi di lapangan masih belum maksimal.

"Penyebabnya, seperti karena Peraturan Menteri yang be­lum tersedia. Sebenarnya, yang terpenting adalah komitmen penegak hukum dan aparat di lapangan," tegasnya.

Jika pemerintah serius dalam mereformasi penegakan hak cipta, Anang meyakini negara juga akan untung besar. Sebab, penerimaan negara dari pajak akan bertambah. "Kalau pemerintah serius menegakkan hak cipta, penerimaan negara dari sektor ini tidak kecil. Jumlahnya sangat besar," ucapnya.

Soal OTT, Dewan Terbelah


Mengenai OTT di Kemenhub, sikap DPR terbelah. Ada yang memuji Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang beriniatif berkoordinasi langsung dengan Kepolisian untuk me­nangkap pegawai yang memungut pungli di kementeriannya. Ada juga yang justru memojokkan Budi Karya.

Anggota Komisi V DPR Moh Nizar Zahro termasuk yang memuji sikap Budi Karya. Dia mengaku salut dengan Budi Karya yang berani melaporkan praktik pungli di kementerian­nya kepada Presiden Jokowi dan berkoordinasi dengan Kepolisian untuk menindaknya.

Politisi Gerindra itu berharap, OTT terhadap pelaku pungli di Kemenhub ini bisa menjadi pela­jaran bagi instansi pemerintah lainnya untuk bisa memberan­tas praktik haram ini. Ia juga meminta OTT ini bisa membe­nahi sistem birokrasi di berbagai instansi pemerintahan.

"Semoga itu juga menjadi tolok ukur bagi kementerian yang lain, agar tidak ada lagi pungli dalam pengurusan perizinan. Sebagai mitra Kemenhub, kami mengapresiasi, dan semoga menjadi pelajaran kementerian yang lain," ucapnya.

Anggota Komisi V DPR Miryam S Haryani menjadi salah satu yang memojokkan Budi Karya. Dia menuding, OTT tersebut terjadi karena Budi Karya tidak bisa mengontrol anak buahnya.

"Ada dua kemungkinan. Bisa karena menterinya tidak bisa mengatur anak buahnya sehingga harus meminta bantuan Polri untuk membongkar praktik pungli itu atau perintah menteri itu tidak didengar bawahannya," ucap politisi Hanura ini.

Dia pun meminta langkah OTT terhadap oknum pengawai Kemenhub yang menerima pungli itu tidak sekadar penci­traan. Langkah tersebut harus sungguh-sungguh dilakukan jika ingin birokrasi terbebas dari pungli.

"Jangan sampai kejadian ini untuk pencitraan saja. Sebab, dalam jalur birokrasi pasti ada garis komando dari pejabat di atasnya terhadap segala yang dilakukan oleh anggota atau staf di bawahnya. Karena itu, perlu diusut sampai selesai persoalan ini," tandasnya. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya