Berita

Foto/Net

Bisnis

Mahal, Biaya Bangun Satu PLTN Capai Rp 70 Triliun

RABU, 12 OKTOBER 2016 | 08:41 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Badan Tenaga Listrik Na­sional (Batan) telah melakukan penghitungan biaya yang diper­lukan untuk membangun Pem­bangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Biaya yang diperlukan mencapai Rp 70 triliun untuk satu PLTN.

"Itu mengacu pada pembangu­nan PLTN di Uni Emirat Arab. Satu PLTN Dengan daya 1.400 Megawatt membutuhkan biaya mencapai Rp 70 triliun," kata Kepala Batan Djarot S Wisnu­broto di Jakarta, kemarin.

Dia menjelaskan, pembangu­nan PLTN patut dipertimbang­kan. Sebab, harga jual listrik dari PLTN cukup kompetitif.


"PT PLN pernah hitung harganya 6 sampai 8 sen dolar AS per kwh,"  ungkapnya.

Soal kesiapan membangun PLTN, Djarot pede Indonesia su­dah mampu. Sebab, Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Indonesia (UI) te­lah memiliki mata kuliah yang mempelajari nuklir.

Selain itu, Batan juga mengirimkan 20-30 orang setiap tahun ke Rusia untuk melakukan studi terkait PLTN. Tak hanya dari Ba­tan, perguruan tinggi Indonesia juga mengirim perwakilannya belajar ke Rusia.

Pemerintah, lanjutnya, telah menjalin kerja sama dengan Ru­sia. Khususnya dengan badan usaha milik pemerintah Rusia, Ro­satom. Kerja sama tersebut berupa peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Namun demikian, hingga kini pemerintah Indonesia belum memutuskan untuk membangun PLTN.

"Kerja sama Rosatom dan Batan atau Rusia dan Indo­nesia baru sebatas bagaimana capacity building SDM. Kita diberikan pengetahuan pengala­man karena Rusia mempunyai beberapa PLTN dan pengetahuan bagaimana membangun PLTN," ucapnya.

Drajat mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan studi di beberapa daerah yang dianggap pantas untuk pembangunan PLTN. Daerah itu antara lain Jepara dan Bangka.

Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan Pasaribu memastikan, keputusan pembangunan PLTN berada di tangan pemerintah.

Dia meminta agar pihak-pihak yang berkompeten seperti Batan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN segera menyampaikan rencana atau road map pembangunan sumber energi baru ke DPR.

"Kami memandang Indonesia sangat membutuhkan PLTN. Untuk tahap awal, silakan Batan mengusulkan rancangannya," kata Gus Irawan. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya