Menteri Perindustrian (MenÂperin) Airlangga Hartarto, keÂmarin, menghadiri undangan rapat dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk membahas soal masih mahalnya harga gas di daerah yang membuat banyak perusahaan di daerah menjerit.
Rapat kerja dengan Komite II yang membidangi masalah energi dan sumber daya minÂeral dimulai sejak pukul 10.00 WIB di Gedung B DPD Lantai 3. Rapat dipimpin oleh Ketua Komite II DPD Parlindungan Purba.
Dalam rapat tersebut, MenperÂin tidak datang sendiri. Politisi Golkar ini membawa anak buahÂnya. Antara lain, Dirjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan ElekÂtronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan, Dirjen KetahÂanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Harjanto, Dirjen PengembanÂgan Perwilayahan Industri (PII) Imam Haryono, dan Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih.
Saat membuka rapat, ParÂlindungan mengatakan, rapat dengan Menperin kali ini untuk membahas mengenai harga gas industri yang tidak turun-turun. Padahal, penurunan harga gas tersebut sudah masuk dalam paket kebijakan ekonomi yang di keluarkan oleh pemerintah.
"Namun, sayangnya harga gas masih tinggi sekitar 8-10 dolar AS per
Million Metric British TherÂmal Units (MMBTU)," ujarnya.
Menurut Parlindungan, maÂhalnya harga gas berdampak pada daya saing industri. SeÂmentara, negara lain harganya lebih murah. Bahkan, kata dia, akibat mahalnya harga gas ini berdampak pada masuknya inÂvestasi ke Tanah Air.
Padahal, untuk meningkatkan jumlah investasi yang masuk perlu diberikan kemudahan kepada investor. Salah satunya dengan memberikan harga gas yang murah.
Dia menambahkan, selama ini banyak pengusaha daerah yang menyampaikan keluhannya keÂpada DPD mengenai harga gas industri. Tingginya harga gas industri pun sangat membebani pengusaha pada berbagai daerah. "Sudah sangat banyak pengusaha yang melapor kepada kami. Itu jadi beban, apalagi bagi penguÂsaha daerah," ujarnya.
Karena itu, dia meminta, Menperin selaku pihak yang meÂnaungi industri untuk membantu mempercepat penurunan harga gas industri. Apalagi Presiden Jokowi sudah memerintah suÂpaya harga gas 6 dolar AS per MMBTU.
Menperin mengatakan, terus berusaha agar harga gas inÂdustri bisa turun secepatnya. Dengan turunnya harga gas akan membuat industri nasional lebih bersaing di pasar global. "Memang harus didorong (penuÂrunan harga) agar industri kita bisa bersaing. Salah satu yang dilakukan adalah harga di hulu harus mampu bersaing dengan negara lain," kata dia
Dia mengakui, saat ini harga gas mencapai 9,5 dolar AS per MMBTU. Padahal, harga gas di Vietnam hanya 7 dolar AS per MMBTU, di Malaysia 4 dolar AS per MMBTU dan di Singapura 4 dolar AS per MMBTU.
Menperin menambahkan, Presiden Jokowi sudah memberÂikan target kepada para menteri sektor ekonomi untuk menetapÂkan harga gas industri di bawah 6 dolar AS per MMBTU. Salah satu caranya adalah dengan menurunkan harga gas di hulu 4 dolar AS per MMBTU. ***