Bareskrim menangkap dua pelaku pengoplosan beÂras bersubsidi di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur. Kepolisian kemudian menyita ratusan ton beras yang diperunÂtukkan bagi operasi pasar guna menekan harga pangan itu.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim, Brigadir Jenderal Agung Setya ketika dikonfirmasi, membenarkan pihaknya memÂbongkar penyalahgunaan beras bersubsidi.
"Dua pelaku ditangkap oleh penyidik Sub Direktorat Perindustrian dan Perdagangan dari Pasar Induk Beras Cipinang, kemarin (Rabu, 5 Oktober 2016)," katanya.
Dua pelaku itu berinisial Adan T. Tersangka Aadalah pelaku pengoplosan beras bersubsidi dengan beras impor asal Thailand. Sedangkan T adalah pemilik gudang untuk menyimpan beras oplosan itu.
"Kurang lebih 200 ton beras disita dari gudang," ungkap Agung.
Menurut pengakuan pelaku kepada polisi, beras oplosan itu rencananya akan dijual sebagai beras umum maupun premium. Padahal, beras subsidi itu sedianya untuk kepentingan operasi pasar.
Pelaku diduga melanggar Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 4 tahun 2012 tentang penggunaan cadangan beras pemerintah unÂtuk stabilitas harga. "Dapat diÂsimpulkan bahwa para pelaku menyalahgunakan distribusi cadangan beras pemerintah bersubsidi," tandas Agung
Agung mengatakan penyidik masih mengembangkan kasus ini untuk mengungkap jaringan pengoplosan beras subsidi ini. Juga mengenai temuan beras asal Thailand.
Beras bersubsidi dan beras asal Thailand itu hanya didisÂtribusikan Bulog kepada disÂtributor yang sudah ditetapkan pemerintah.
Dari hasil pengecekan polisi, komposisi beras Thailand yang dipakai untuk mengoplos adalah 15 persen. Beras itu berjenis beras pecah (
broken) yang diimpor Bulog untuk cadangan nasional.
Kasus ini terendus setelah Bulog Regional DKI Jakarta menemukan pengiriman 400 ton beras kepada PT Dian Sriyono Utama (PT DSU). Padahal, perusahaan itu buÂkan distributor yang ditunjuk untuk menyalurkan beras berÂsubsidi.
"Dari situ kita menemukan adanya penyelewengan oleh kedua tersangka. Ini masih kita kembangkan ke berbagai arah," tutup Agung. ***