Genap enam tahun berkarya di Bank Dunia sebagai Direktur Operasional, Sri Mulyani Indrawati memutuskan kembali ke Indonesia untuk mengabdi menjadi Menteri Keuangan. Sikap cinta Tanah Air ini mendapat pujian dari Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim. "Sri Mulyani merupakan bintang besar di Indonesia," ujar Kim, saat acara perpisahan Sri Mulyani di Atrium James D Wolfensohn, Kantor Pusat Bank Dunia di Washington DC, Amerika Serikat, Selasa sore (4/10) waktu setempat.
Bagi Kim, Sri Mul orang hebat. Karena itu, tenaga dan pemikirannya sangat dibutuhkan Indonesia. Sri Mul juga sangat kompeten dan merupakan sosok yang mampu memprediksi kondisi ekonomi di Indonesia di masa mendatang.
Kemarin, Sri Mul mendatangi kantor lamanya selama bergabung dengan Bank Dunia sejak 1 Juni 2010. Dia datang ke AS sekaligus melakukan kunjungan kerja ke Washington DC, Amerika Serikat untuk menghadiri Annual Meetings International Monetary Fund (IMF) and World Bank Group pada 7-8 Oktober 2016. Di situ, Sri Mul diberikan panggung oleh Bank Dunia untuk menyampaikan pidato perpisahaan. Acara itu, dihadiri oleh pejabat teras Bank Dunia. Selain presiden Bank Dunia, acara juga dihadiri Managing Director IMF Christine Lagarde dan mantan Presiden Bank Dunia Robert Zoellick.
Setelah mendapatkan sambutan dari bos Bank Dunia, tiba gilirannya menyampaikan pidato perpisahaan. Pidatonya sangat menyentuh bagi hadirin, karena sebagian besar yang hadir adalah rekan kerjanya semasa di Bank Dunia. Isak tangis dan tawa mewarnai pidatonya. Dalam sambutannya, Sri Mul berterima kasih kepada Bank Dunia yang selama ini mendukung dirinya sebagai Direktur Operasional. Sri masih bisa tertawa, dia pun berkelakar tidak mungkin mengucapkan satu persatu nama untuk diucapkan terima kasih. "Terima kasih untuk acara perpisahan ini. Ada banyak orang di sini dan di kantor perwakilan negara yang layak mendapat ucapan terima kasih dari saya, yang kalau namanya saya sebutkan satu persatu mungkin tidak akan selesai sampai jam sembilan malam ini," ujarnya yang direspons tawa hadirin.
Dari balik mimbar, Sri Mul mengucapkan banyak terima kasih terhadap sebuah tim kerja yang dianggapnya sebagai tim menakjubkan. Tim itu menemaninya sedari awal dia berkarya di Bank Dunia. "Saya merasa beruntung bisa mendapat staf, asisten dan penasihat terbaik selama bekerja di Bank Dunia. Mereka ini yang berhak saya beri ucapan terima kasih," katanya.
Di sinilah Sri Mul mulai merasa sedih. Di Jakarta, dia sangat merindukan tim dan para penasihatnya ketika di Bank Dunia. Dia pun menyebutkan nama Avita (rekan kerjanya) yang biasa mengurus segala sesuatu tepat waktu. "Di mana dia, di mana?" katanya sambil terisak. "Saya juga rindu para penasihat-penasihat saya, saya benar-benar rindu tim saya," tambahnya.
Sri Mul juga bercerita tentang Christine, selaku Lagarde Managing Director IMF. Baginya, Christine lebih dari rekan kerja. Dia teman baik. Tawa itu sekaligus membuat Sri Mul kembali ceria. Selain itu, dia juga menceritakan tentang Robert Zoellick, mantan Presiden Bank Dunia. Baginya, pria yang akrab disapa dengan sebutan Bob ini adalah seorang motivator untuk berkarier di Bank Dunia. "Kita bertemu, dia bilang, 'pernah terpikir untuk bergabung dengan Bank Dunia?'. Saya bilang, 'apa kamu sudah gila Bob, saya masih menjalankan reformasi di sini (Indonesia)," katanya.
Tapi, kata Sri Mul, Bob bersikeras untuk merekrutnya. "Jika bukan karena kamu, Bob, saya tidak akan pernah berkarir di Bank Dunia. Terima kasih banyak sudah percaya kepada saya," akunya. Terakhir, Sri Mul mengucap terima kasih kepada Presiden Bank Dunia saat ini, Jim Yong Kim. Kim, menurutnya adalah bos sekaligus partner dalam empat tahun terkhir. ***