Berita

Foto: Dok

Humor Politik

Parpol Konyol Membanyol

RABU, 05 OKTOBER 2016 | 16:45 WIB

MASIH ingatkah kita sewaktu Gusdur baru terpilih menjadi presiden, mencap lembaga DPR sebagai Taman Kanak Kanak (TK)? Benar.

Memang banyak kisah konyol seputaran anggota Dewan. Dari terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK, beredarnya video mesum antarsesama anggota dewan atau dengan artis, ketangkep nonton video porno dan molor saat rapat, bahkan mukulin pembantunya sampai babak belur di lift gedung DPT.

Dagelan demi dagelan pun dipertontonkan elit parpolnya. Membentuk Koalisi Merah Putih (KMP), katanya untuk melakukan check and balance terhadap pemerintahan. Setelah mendapat jatah jabatan di parlemen, eiit... konyolnya elit parpol yang tergabung dalam KMP itu dalam hitungan sekejap mata telah melompat ke penguasa. Tidak ada malu lagi menjilat pantat penguasa  demi kursi kabinet.


KMP yang diharapkan publik sebagai oposisi pun bubar. Tinggal Gerindra dan PKS yang konsisten.

Nah biar kagak terlalu penat dengan soal politik, mari kita menyimak cerita humor seputaran dewan berikut:

Suatu hari di salah satu ruangan gedung MPR atau DPR. Seorang anggota dewan yang baru diangkat, terlihat masih canggung, lugu dan serba kikuk. Rupanya ia adalah wakil dari daerah dan belum pernah bekerja atau memiliki ruangan yang megah.

Beberapa saat kemudian, ada yang mengetuk pintu ruangannya. Sesudah dibuka, berdiri di hadapannya dua orang dengan kopor besar dan segulungan kabel.

Wah ini pasti wartawan TV yang mau mewawancarai aku. Pikirnya dalam hati. Supaya terlihat berwibawa, sibuk dan membela rakyat, sambil melihat jam dan mengangkat telpon dia berkata: Maaf tunggu sebentar, saat ini saya harus menghubungi ketua fraksi untuk melaporkan hasil-hasil sidang hari ini.

Lalu selama beberapa puluh menit dia menelpon dan terlibat pembicaraan tingkat tinggi, sambil sekali-sekali menyebut-nyebut, demi rakyat atau kepentingan rakyat keras-keras. Setelah selesai telpon dia berkata pada kedua orang tamunya.

Nah, sekarang wawancara dapat kita mulai. Kata anggota dewan tersebut. Kedua orang itu tampak bingung dan perpandangan. Akhirnya salah satunya berkata:

"Maaf Pak, kami datang kesini mau memasang saluran telepon Bapak."

Fuad Abdulloh

Pengamat Media

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya