Berita

Foto/Net

Bisnis

Indonesia Makin Sulit Menggaet Investor

Daya Saing Turun
SENIN, 03 OKTOBER 2016 | 08:08 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Daya saing Indonesia di level global dalam laporan World Economic Forum (WEF) turun dari 37 menjadi 41.

Direktur Penelitian Center of Reform on Economics (CoRE) Mohammad Faisal prihatin dengan penurunan pering­kat Indonesia. Menurutnya, laporan tersebut akan membuat investor asing lebih tertarik membenamkan investasinya di negara tetangga dibandingkan di Tanah Air.

"Biar bagaimana pun kita akan bersaing dengan negara lain untuk menarik investasi. Nah, untuk menarik investor butuh kepercayaan, laporan itu salah satu rujukannya," ujar Faisal kepada Rakyat Merdeka di akhir pekan.


Faisal melihat, saat ini masih ada investor mau investasi di Indonesia bukan karena fak­tor melihat indeks daya saing. Tapi, melihat potensi pasar dan kekayaan sumber daya alam (SDA). "Kalau saja tidak memiliki kelebihan itu, apa mau datang?" imbuhnya

Sekadar informasi, dalam laporan indeks daya saing WEF 2016-2017, posisi Indonesia tidak lebih baik dibandingkan dengan negara tetangga, Thai­land yang berada di posisi 34, Malaysia 25, dan Singapura 2. Namun demikian, Indonesia masih unggul dibandingkan dengan Filipina yang berada diperingkat 57, Vietnam 60, dan Laos 93.

Faisal mengatakan, peringkat daya saing Indonesia turun disebabkan antara lain pelayanan kesehatan yang masih buruk dan lulusan pen­didikan yang tidak nyambung dengan kebutuhan industri. Maka, untuk mendongkrak daya saing, perlu mening­katkan pelayanan kesehatan, dan menjembatani pendidikan dengan kebutuhan industri.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar dan Dagang Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai penurunan peringkat daya saing harus ditindaklanjuti dengan evaluasi bersama. Karena, paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah sejauh ini sudah cukup baik.

Sarman mengatakan, penu­runan ini momentum pemerin­tah untuk mengevaluasi semua paket kebijakan. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) harus diperbaiki. Koordinasi antara pusat dengan daerah juga wajib ditingkatkan.

"Kebijakan yang menghambat dunia usaha dan investasi harus segera diperbaiki. Dan dalam kondisi seperti ini, buruh harus kondusif," imbuhnya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya