Linna dan Mario Teguh/Net
Pernah dua kali menantang Ario Kiswinar melakukan tes DNA, Mario Teguh justru mengambil langkah mundur saat Kiswinar menyatakan berÂsedia. Menanggapi hal terseÂbut, Vidi Galenso Syarief, kuasa hukum pria bernama asli Sis Maryono Teguh itu angkat bicara.
Alibi Mario membatalkan tantangan tes DNA, konflik yang sudah telanjur menjadi sorotan publik. Pro-kontra akan tetap muncul sekalipun tes DNA tetap dilakukan.
"Tidak efektif lagi (tes DNA) dalam kondisi kacau balau seperti ini. Apa pun hasilnya, akan tetap ada pro kontra," papar Vidi kepada wartawan, kemarin.
"Bisa saja nanti ada yang biÂlang, ini (hasilnya) salah, dibaÂyar. Nanti bisa juga dibilang pak Mario bisa bayar (menÂgubah hasil) tes DNA-nya, wong dia kaya," imbuhnya.
Prahara pria 60 tahun kelaÂhiran Rappang, Sulawesi SeÂlatan ini, kian runyam dengan berbagai kabar-kabur. Sejauh ini, Mario populer sebagai moÂtivator dengan jargon
'Salam Super'. Namun bukan cuma sekadar jargon, menyewa jasa motivator sekelas Mario juga harus memiliki dana yang super besar.
Seorang sumber bernama Rina mengungkap kalau peruÂsahaannya di Makassar pernah mencoba mengundang Mario di 2014. Saat itu, Rina menÂghubungi manajemen Mario yang ternyata mengajukan syarat cukup rumit.
Salah satunya yakni, tarif bicara Rp 150 juta per jam. "Tak boleh lebih. Kalau lebih penyelenggara kena denda," kata Rina pada Tribun Timur.
Mario juga meminta fasiliÂtas mewah untuk dirinya dan istri. Mulai dari tiket pesawat, dijemput dengan Alphard, kaÂmar hotel kelas
president suite hingga fasilitas belanja untuk istri Mario, Linna.
"Waktu itu kalau tidak salah dia minta Alphard keluaran tahun berapa gitu. Jadi tak sembarang mobil. Kan dia selalu datang sama istrinya, jadi harus difasilitasi juga. Jadi bayangkan saja, kalau beÂlanjanya banyak lalu harganya wah, panitia bisa bangkrut," ungkap Rina.
Masalah tarif yang tinggi dan permintaan fasilitas ini juga pernah dilontarkan oleh akun Twitter @kurawa. "DiÂjemputnya minimal dengan mobil sekelas Alphard. Kalau cuma Innova dipastikan lo bukan sahabat syuper," kicau Kurawa. ***