Agus Harimurti Yudhoyono (kanan)/Net
Agus Harimurti Yudhoyono (kanan)/Net
TAHUN lalu, Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Staf Presiden Republik Indonesia, mengumumkan Istana akan diisi oleh orang-orang Harvard. Akbar Faizal, Timses Jokowi dan anggota DPR dari Hanura marah, dia membuat surat terbuka. Kenapa harus orang-orang Harvard? Kritiknya. Luhut tetap merekrut alumni Harvard. Dia yakin akan hal itu.
Saya minder dengan langkah Pak Luhut ini. Mengapa? Saya hanyalah anak desa, yang hanya mampu menggapai kampus ITB. Itupun di luar mimpi saya. Ketika saya mengunjungi Harvard University, 1995, saya baru terasa kerdil, bahwa ada "langit di atas langit". Harvard terlalu tinggi buat saya. Saya hanya memegang sepatu patung Harvard, berdoa, agar ada keturunan saya mampu ke sana. Selebihnya bermain catur di Harvard Square, tempat catur taruhan 5 dollar.
Sejak reformasi berlangsung dengan suasana pemulihan ekonomi, wajah-wajah baru berambut klimis dan rapi menghiasi dunia kehidupan profesional mereka. Mereka adalah alumni-alumni Amerika dan Eropa, yang masuk bersamaan dengan perusahaan-perusahaan keuangan dan pembiayaan kelas dunia. Lincah, gagah, smart dan pintar berdiplomasi menjadi ciri khas mereka. Mereka akhirnya menguasai lapisan elit profesional dan lulusan alumni terbaik lokal, menjadi pembantu mereka.
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
UPDATE
Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40
Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39
Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20
Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15
Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13
Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03
Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58