Berita

Agus Harimurti Yudhoyono (kanan)/Net

Politik

Orang-Orang Harvard: Catatan Buat Agus Harimurti

SENIN, 26 SEPTEMBER 2016 | 21:53 WIB | OLEH: DR. SYAHGANDA NAINGGOLAN*

TAHUN lalu, Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Staf Presiden Republik Indonesia, mengumumkan Istana akan diisi oleh orang-orang Harvard. Akbar Faizal, Timses Jokowi dan anggota DPR dari Hanura marah, dia membuat surat terbuka. Kenapa harus orang-orang Harvard? Kritiknya. Luhut tetap merekrut alumni Harvard. Dia yakin akan hal itu.

Saya minder dengan langkah Pak Luhut ini. Mengapa? Saya hanyalah anak desa, yang hanya mampu menggapai kampus ITB. Itupun di luar mimpi saya. Ketika saya mengunjungi Harvard University, 1995, saya baru terasa kerdil, bahwa ada "langit di atas langit". Harvard terlalu tinggi buat saya. Saya hanya memegang sepatu patung Harvard, berdoa, agar ada keturunan saya mampu ke sana. Selebihnya bermain catur di Harvard Square, tempat catur taruhan 5 dollar.

Sejak reformasi berlangsung dengan suasana pemulihan ekonomi, wajah-wajah baru berambut klimis dan rapi menghiasi dunia kehidupan profesional mereka. Mereka adalah alumni-alumni Amerika dan Eropa, yang masuk bersamaan dengan perusahaan-perusahaan keuangan dan pembiayaan kelas dunia. Lincah, gagah, smart dan pintar berdiplomasi menjadi ciri khas mereka. Mereka akhirnya menguasai lapisan elit profesional dan lulusan alumni terbaik lokal, menjadi pembantu mereka.


Banyaknya alumni Eropa, Amerika dan Australia, sudah kita saksikan saat ini. Tapi kenapa Luhut Panjaitan hanya menyebut Harvard atau orang-orang Harvard? Tentu hal ini tidak lepas dari nama Harvard sebagai kampus terhebat didunia atau setidaknya terhebat bersama beberapa kampus lainnya, seperti Oxford university, Massachusetts Institute of Technology, Nanyang University, dan lainnya di sepuluh besar versi QS, THE, Webranking dan lain-lain.

Luhut Panjaitan tentu punya pertimbangan merekrut orang orang Harvard. Bisa jadi karena orang-orang Harvard adalah orang orang kelas satu di dunia. Sehingga diplomasi internasional pemerintah dapat sejajar dengan negara negara maju. Atau pemerintah dapat mencari akses dari alumni Harvard, yang saat ini menjadi elit negara terbesar dunia, Amerika.

Termasuk Barack Obama, Bill Gate dan pemilik Facebook Mark Zuckerberg.

Sampai saat ini Indonesia hanya berhasil memasukkan beberapa orang saja ke Harvard, setiap tahunnya. Gita Wiryawan, 2013, mengatakan hanya 5 orang saja. Sedang Cina dan India sudah berhasil mengirim ribuan.

Sejauh ini orang -rang Harvard pun hanya beberapa di elite nasional kita. Selain yang direkrut Luhut Panjaitan ke Istana, Jokowi juga merekrut Tom Lembong sebagai Menteri Perdagangan, lalu mutasi ke Kepala BKPM. Di masa SBY hanya satu orang Harvard, yakni Gita Wiryawan.

Namun, saat ini dalam pemilu kada DKI, ada satu orang Harvard, yakni Agus Harimurti. Ini adalah keuntungan besar buat warga Jakarta. Seorang alumni universitas terbaik dunia, ikut bertarung dalam menyumbangkan kebaikan dirinya pada warga Jakarta.

Tentu saja hal diatas semua soal background pendidikan, namun kita harus melihat lagi karakter seseorang. Apakah dia menjadi kebarat-baratan, setelah sekolah di Amerika, atau justru sebaliknya semakin kuat ke-Indonesia-nya. Persis seperti masa Bung Hatta, Dr. Syahrir dkk sebelum merdeka. Mereka pulang dari sekolah di Belanda dengan jatidiri yang lebih kuat.

Welcome
orang-orang Harvard, welcome Agus Harimurti. [***]

Penulis adalah alumni ITB

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya