Berita

Bahas Penguatan Lembaga, Kelompok DPD Di MPR Gandeng Akademisi

KAMIS, 22 SEPTEMBER 2016 | 22:47 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Wacana amandemen kembali UUD 1945 sedang hangat diperbincangkan, terutama mengerucut soal agenda tunggal amandemen terbatas Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN.  

Makin menarik, sebab di satu sisi DPD RI menginginkan agar penataan dan penguatan lembaganya masuk juga dalam agenda amandemen UUD. Untuk membahas dan memperkuat urgensi agenda penataan DPD dalam amandemen, DPD RI menggelar berbagai ruang diskusi seperti gelar acara Seminar Nasional Kelompok DPD RI dengan tema 'Urgensi Penataan DPD RI Dalam Amandemen UUD NRI Tahun 1945' kerja sama Kelompok DPD di MPR RI dengan Universitas Muhammadiyah dan beberapa akademisi.

Diskusi yang digelar di ballroom Hotel Kartika Chandra, Jakarta dihadiri pimpinan Kelompok DPD di MPR Prof. John Pieris, pimpinan Badan Pengkajian MPR Bambang Sadono, pimpinan DPP Muhammadiyah Hajriyanto Y. Thohari. Juga dihadiri Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Prof. Syaiful Bakhri, Rektor Universitas Kristen Indonesia Dr. Maruarar Siahaan, Rektor Uhamka Prof. Suyatno. Hadir pula para akademisi Universitas Nasional, Universitas Jayabaya, dan Universitas Pertahanan.


Dalam paparannya, Prof. John Pieris mengungkapkan bahwa DPD adalah lembaga yang memiliki legitimasi kuat, sebab anggotanya dipilih langsung oleh rakyat. Seperti anggota DPD Ginanjar mendapatkan 3,7 juta suara Jawa Barat, Ratu Hemas mendapatkan dua juta suara, dan anggota DPD lainnya juga sangat banyak mendapat dukungan suara.

"Itu adalah suara murni rakyat, tapi hanya memiliki fungsi-fungsi yang terbatas. Kita harus bertanggung jawab membawa aspirasi rakyat. Kalau kita tidak bisa maksimalkan peran kita setelah terpilih buat apa DPD ada. Pantas saja muncul celetukan bubarkan saja DPD. Kalau sampai terjadi maka kita akan kembali ke sistem unicameral artinya kembali ke sentralisme politik," jelasnya.

Diutarakan John Pieris, urgensi penataan kewenangan konstitusional DPD dimaksudkan supaya rakyat Indonesia bisa menciptakan paradigma baru dalam rangka check and balances mechanism.

Ketua Badan Pengkajjan MPR RI Bambang Sadono menambahkan bahwa urgensi penataan DPD sudah sejak lama dikumandangkan dan dikaji. Berdasar Keputusan MPR RI Nomor 4/MPR/2014 tentang Rekomendasi MPR RI Masa Jabatan 2009-2014, antara lain perlunya penataan sistem ketatanegaraan Indonesia melalui perubahan UUD 1945.

"Dalam konteks penataan, DPD adalah salah satu lembaga dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang perlu ditata. Lalu kami lakukan pengkajian dan serap aspirasi masyarakat  bertemu dengan berbagai elemen masyarakat termasuk akademisi, tokoh masyarakat dan daerah, hampir seluruhnya setuju penataan dan penguatan DPD," ujarnya. [wah] 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya