Berita

Foto/Net

Bisnis

Danareksa Bakal Jadi Induk Holding BUMN Jasa Keuangan

Ditarget Rampung Akhir Tahun 2016
JUMAT, 16 SEPTEMBER 2016 | 09:36 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan pembentukan holding atau induk usaha BUMN jasa keuangan rampung sebelum Tahun 2016. Sebelum rencana ini dijalankan, kalangan DPR meminta pemerintah lebih dulu melakukan kajian yang komprehensif dan terintegrasi agar tidak berdampak negatif bagi pengelolaan BUMN.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, pemben­tukan holding jasa keuangan akan memperkuat bank BUMN dan meningkatkan pelayanan BUMN jasa keuangan non bank. Kementerian BUMN menyiap­kan PT Danareksa sebagai induk usaha di sektor ini.

"Danareksa akan membawahi beberapa bank pelat merah dan lembaga keuangan lainnya. Mudah-mudahan selesai sebe­lum akhir 2016," kata Gatot di Jakarta, kemarin.


Empat bank yang akan ter­gabung di holding ini adalah BNI, BRI, BTN, dan Bank Mandiri. Serta lembaga non perbank­an, Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM).

"Kalau sudah berada dalam satu holding, perusahaan-perusahaan ini akan tumbuh luar biasa dan daya saingnya tinggi. Jadi in terms of asset kami tidak ada masalah," ujarnya.

Menteri BUMN Rini Soemarno menambahkan, nantinya perusahaan kartu kredit nasional yang akan dibentuk bank-bank BUMN juga akan masuk ke dalam holding jasa keuangan.

"Holding prinsipal, akan ke holding perbankan. Mungkin BUMN lain di sisi keuangan menciptakan sinergi lebih besar antara bank BUMN dan keuangan seperti asuransi," jelas Rini.

Agenda Tersembunyi


Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan meminta semua pihak mengawal pembentukan hold­ing BUMN. Pasalnya, rencana pembentukan holding tujuan­nya belum jelas dan kurang transparan.

"Jangan sampai ada agen­da tersembunyi terkait pem­bentukan holding ini. Selain harus berpihak kepada bangsa dan negara. juga diperlukan kajian yang komprehensif dan terintegrasi agar jangan sampai mengganggu profesionalitas, efektivitas dan efisiensi pengelo­laan BUMN," ujar Heri kepada Rakyat Merdeka.

Pemerintah, kata Heri, harusnya lebih fokus mengatasi masalah yang dihadapi BUMN, seperti aktivitas anak perusahaan.

"Kami melihat, anak usaha BUMN saat ini makin tidak terkontrol dan banyak bergerak di luar core business yang ada. Be­lum lagi, banyak potensi kerugian yang terjadi akibat penghilangan aset karena lemahnya penga­wasan ke BUMN," beber Heri.

Karena itu, sebelum merealisasikan pembentukan holding, ia meminta agar Kementerian BUMN lebih dulu membuatkan studi kelayakan yang objektif dan dituangkan dalam cetak biru yang bisa menggambarkan arah dan tujuan serta penguatan fungsi BUMN sebagai agen pembangunan nasional.

"Sementara ini, kami belum melihat pemerintah punya studi dan cetak biru yang jelas dan objektif," sentilnya.

Heri juga me-warning pemerintah. Pasalnya, holding dinilai punya banyak dampak negatif seperti adanya potensi kerugian, adanya potensi penghilangan aset, potensi korupsi.

"Belum lagi, potensi munculnya tata kelola BUMN yang tidak profesional dan efisien karena dikelola secara beberapa bagian yang terpusat. Karena itu, harus ada perubahan mendasar dan konstitusional," tegasnya.

Pengamat Ekonomi Politik Sala­muddin Daeng mengatakan, tanpa adanya pengawasan yang ketat, kinerja holding akan sulit dipantau sehingga hasil yang diharapkan tidak akan maksimal.

"Saat ini, dengan porsi BUMN yang belum besar saja pengawasan masih minim. Dikhawatirkan saat jadi holding yang porsi bisnisnya besar, pengawasan tetap lemah, hasilnya tidak maksimal dan akh­irnya malah merugi," kata Daeng.

Jika holding jasa keuangan terealisasi, lanjutnya, pemerintah harus memberi jaminan agar holding BUMN perbankan itu mampu menjadi pionir bagi reformasi sistem keuangan dan perbankan nasional. "Ini PR pemerintah dan harus dikawal semua pihak," tegasnya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya