Berita

Foto/Net

Nusantara

Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Harus Dikebut

JUMAT, 16 SEPTEMBER 2016 | 07:21 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Negara Indonesia dianggap terlambat membangun sistem jaminan sosial, termasuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan), padahal konstitusi sudah mengamanatkan lama.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Divisi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan, Abdul Latief dalam dialog publik bertema "Potret Kinerja BPJS Ketenagakerjaan, Tinjauan Peta Jalan," di Jakarta, Kamis (15/9).

Kalau soal capaian target 2016, BPJS Ketenagakerjaan optimis mencapai target peserta sebesar 21,9 juta pekerja. Pekerja di Indonesia saat ini mencapai 130 juta orang, pekerja formal 50 juta orang dan pekerja informal mencapai 80an juta orang. Seluruh pekerja itu harus jadi peserta BPJS Ketenagakerjaan sedangkan pekerja yang sudah jadi peserta BPJS TK masih 20,1 juta jadi masih di  40 persen dari pekerja formal.


"Jadi masih besar tugas dan tanggung jawab BPJS untuk cakupan kepesertaan ini," kata Latief.

Latief menambahkan, BPJS Ketenagakerjaan dalam pelaksanaan kinerja sampai saat ini masih menghadapi kendala secara kelembagaan dan program.

"Kita masih menghadapi kendala seperti penegakan hukum dan regulasi. Padahal di dalam UU BPJS telah disediakan sanksinya dan penegakan hukumnya. Seharusnya mudah diimplementasikan," katanya.

Dalam forum yang sama, Yusuf dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), menyatakan bahwa roadmap BPJS Ketenagakerjaan sebenarnya sudah jelas, terkait target di tahun 2019 dengan semua tenaga kerja sudah bergabung. Namun, menurutnya target itu tidak mudah.

"Kondisi perekonomian sekarang, harus diperhatikan, karena kondisi ekonomi yang memburuk akan berpengaruh pada kemampuan serikat pekerja yang merupakan penyumbang dana terbesar BPJS Ketenagakerjaan," katanya.

Jadi, menurutnya target itu bisa tak tercapai jika kondisi ekonomi menglami kemunduran. Selain itu, Yusuf menambahkan,  pemahaman masyarakat masih terbatas terkait pentingnya BPJS Ketenagakerjaan juga mengurangi tingkat partisipasi.

Sedangkan Hery Susanto dari Masyarakat Peduli BPJS, menilai sekarang ini masyarakat mengalami krisis kepercayaan. Karena itu BPJS Ketenagakerjaan memerlukan mitra dari masyarakat yang bisa menarik partisipasi seluruh tenaga kerja.

Menurutnya masih stagnanya laju jumlah kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan juga disebabkan oleh kepemimpinan yang masih merasa memimpin di korporasi, bukan lagi badan hukum publik.

"Kondisi semacam itu membuat eklusif dan terpisah dari masyarakat, seakan terperangkap dalam istilah dari BPJS, oleh BPJS, untuk BPJS," katanya.

Menurutnya seharusnya jajaran direksi dan dewan pengawas BPJS Ketenagakerjaan harus satu visi, menyatakan bahwa rakyat sebagai pemegang saham. Hery menambahkan, target sulit tercapai jika tidak melibatkan masyarakat, apalagi hanya mengandalkan karyawannya yang jumlahnya 4.000-an.

"Manajemen BPJS Ketenagakerjaan harus membaur di tengah masyarakat baik itu pekerja formal dan informal, karena mereka adalah pemegang saham. Jadi lebih baik dana iklan di televisi dialihkan untuk pebangunan posko pendaftaran peserta di kampung-kampung," tukasnya. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya