Penurunan biaya investasi pengembangan Blok Masela dari US$ 22 miliar menjadi US$ 15 miliar terjadi karena penghapusan biaya-biaya yang tidak diperlukan.
Demikian disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Luhut Binsar Panjaitan. Ia sekaligus membantah penurunan nilai investasi Blok Masela di Maluku dikarenakan harga minyak dunia yang jatuh.
"Dulu dibuat 22 miliar dolar AS dengan harga minyak yang sekarang, jadi 22 miliar dollar AS dengan kondisi harga minyak yang sudah rendah," ujar Luhut di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (13/9).
Luhut menegaskan hal itu untuk menekankan peran mantan Menteri ESDM, Arcandra Tahar, dalam menghemat uang negara di Blok Masela. Peran Arcandra menurunkan biaya investasi sebelum ia dipecat Presiden Jokowi karena ketahuan berstatus warga negara Amerika Serikat. Perhitungan itu dibuat Arcandra setelah ia bertemu operator Blok Masela, Inpex Corporation, pada akhir Juli lalu.
Luhut menjelaskan, salah satu biaya yang dihapus adalah pembuatan pipa gas. Selain itu, pihaknya juga meminta kepada SKK Migas untuk mengurangi biaya investasi dalam rencana pengembangan atau Plan of Development (POD).
Menurut Luhut, jika dibuat hitungan baru dengan kondisi harga minyak dunia saat ini, maka bisa dipastikan biaya investasinya di bawah US$ 22 miliar.
"Tepatnya berapa, kita tunggu nanti POD (Plan of Development)-nya. Itu kan masih bekerja sama dengan SKK Migas. Banyak hal yang tidak perlu (dibiyai) setelah dilihat," jelasnya.
[ald]