Berita

Junaidi Auly/Net

Politik

PKS Istiqomah Tolak Program Tax Amnesty

KAMIS, 08 SEPTEMBER 2016 | 14:15 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Sikap Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terhadap kebijakan Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) tidak berubah. Yaitu, PKS menjadi satu-satunya fraksi yang menolak UU Pengampunan Pajak saat pengesahan di Rapat Paripurna 28 Juni 2016 silam.

"Fraksi PKS bergeming soal kebijakan Tax Amnesty. Sikap kami tidak berubah untuk menolak. Apalagi, melihat realisasi penerimaan tebusan pajak yang baru mencapai 4 triliun dari target over optimis sebesar 165 triliun rupiah," kata Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS, Junaidi Auly, Kamis (8/9).

Junaidi menambahkan Fraksi PKS telah menyampaikan yang diperlukan terlebih dahulu adalah reformasi perpajakan. "Bukan justru pengampunan pajak yang tentu saja lebih menguntungkan wajib pajak beraset triliunan yang selama ini ngemplang," lanjut dia.


Legislator asal Lampung ini pun menambahkan, dari sekian banyak alasan penolakan Fraksi PKS, yang terpenting adalah karena kebijakan Pengampunan Pajak mencederai rasa keadilan.

"Rakyat biasa saja harus patuh bayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh), ini konglomerat yang ngemplang pajak malah diampuni. Kira-kira bagaimana logika dan rasa keadilannya?" ketus Junaidi.

Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani, tambah Junaidi, ikut mengamini bahwa Pengampunan Pajak adalah kebijakan yang terburu-buru.

"Sri Mulyani saja mengakui bahwa reformasi perpajakan seharusnya didahulukan dari tax amnesty. Tapi karena sudah terlanjur, terpaksa kebijakan tax amnesty harus diamankan juga," ujar Junaidi.

Meskipun demikian, Junaidi tetap menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah untuk optimal dalam menambah pemasukan keuangan negara yang berasal dari Pengampunan Pajak

"Tapi ya kita lihat saja nanti bagaimana perkembangan penerimaan tebusan tax amnesty sampai Maret tahun depan," ungkapnya.

Oleh karena itu, Junaidi berharap agar para kader dan pengurus PKS untuk tetap memberikan kontribusi terbaik bagi negara maupun masyarakat mulai dari lingkungan terdekat.

"Meski saat ini Indonesia sedang defisit anggaran akibat belum tercapainya target penerimaan negara sebesar Rp 219 triliunan, kita tetap harus bangkit. Tetap berkhidmat dan memberi kontribusi terbaik," tukasnya. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya