Foto: Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden
Agenda pertama Presiden Joko Widodo di hari terakhir berada di Laos adalah pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull di ASEM Villa, Viantiane Laos.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi didampingi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Kepala BKPM Thomas Lembong.
Tiba di ASEM Villa, Presiden menyambut PM Turnbull dan berfoto bersama.
"Selamat atas kemenangan dalam Pemilu,†ucap Jokowi memulai percakapan.
Usai pertemuan, Menlu Retno memberikan keterangan terkait pembicaraan kedua kepala negara tersebut. Salah satunya adalah kerjasama di bidang ekonomi, khususnya masalah daging yang berkaitan dengan impor sapi maupun peternakan sapi.
"Daging ini tidak hanya terkait dengan impor sapi tetapi juga cattle breeding (peternakan sapi). Itu lebih berkelanjutan tidak hanya masalah beli-membeli tetapi kemudian menjadikan ketahanan pangan kita lebih berkelanjutan," ujar Menlu Retno di hadapan wartawan.
Selain itu, Jokowi dan Turnbull juga berdiskusi tentang terorisme dan sepakat untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang yang berkaitan dengan kontra terorisme.
"Kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan kerja sama kontra terorisme. Kita sudah bekerjasama lama di JCLEC ( Jakarta Center for Law Enforcement Cooperation ), ini akan ditingkatkan. Kerja sama informasi intelijen dan
cyber juga akan kita tingkatkan," terang Menlu Retno Marsudi.
Mengingat kedua negara berperan aktif dalam EAS (East Asia Summit) dan IORA (Indian-Ocean Rim Association), oleh karena itu disepakati untuk meningkatkan kerja sama di bidang maritim.
"Australia dan Indonesia akan menjadi negara pertama yang akan mengimplementasikan kerja sama maritim dalam EAS dan terus berperan aktif dalam IORA," imbuhnya.
Agar kerjasama maritim ini menjadi lebih fokus, Jokowi berharap Australia mendukung Indonesia dalam IUU ( Illegal, Unreported, and Unregulated ) Fishing, di mana terdapat konteks
blue economy yang juga diusung oleh Australia.
"Jadi yang utama adalah keamanan maritim dan yang kedua adalah kemakmurannya, jadi keamanan maritim dan kemakmuran maritim (
maritime security and maritime prosperity)," ujar Menlu Retno Marsudi
.[wid]