Berita

Net

Bisnis

Nasdem: BUMN Masih Jadi Beban Negara

RABU, 07 SEPTEMBER 2016 | 22:38 WIB | LAPORAN:

Penanaman Modal Negara di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih menjadi perdebatan di parlemen. Rapat Panitia Kerja PMN dengan Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan direktur berbagai BUMN masih menyisakan kebuntuan terutama menyangkut peruntukannya.

Politisi Partai Nasdem Donny Prihambodo menjelaskan, aset BUMN yang bernilai lebih dari Rp 4.000 triliun nampaknya belum produktif menyumbang deviden kepada negara. Dia menilai BUMN saat ini masih menjadi beban negara. Dari puluhan BUMN, negara hanya menerima setoran deviden hampir Rp 40 trilliun saja di tahun 2015. Jumlah itu tidak berbanding lurus dengan modal yang negara salurkan pada APBN P 2016 yang mencapai Rp 53,9 triliun.

"Logikanya adalah negara harusnya untung, ini kebalikannya. Negara terus menyalurkan PMN tapi setorannya ke negara di bawah nilai PMN itu sendiri," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (7/9).


Menurut Donny yang juga anggota Komisi XI, di tengah seretnya penerimaan negara dari sektor pajak, harusnya BUMN menjadi instrumen untuk menambal keuangan negara. Perubahan paradigma berbisnis dari BUMN perlu diubah demi menciptakan BUMN yang profitable.

Dalam hal ini, presiden punya kuasa penuh untuk memaksa para direktur utama BUMN untuk memenuhi target yang telah dipasang. Dengan begitu, BUMN akan terpacu menciptakan keuntungan sebesar-besarnya guna membantu pembiayaan negara.

"Begini, misalnya kita butuh uang Rp 1.000 triliun, nah itu bisa dibagi ke berbagai BUMN supaya memenuhi kebutuhan tersebut. Uang 1.000 triliun dibagi jumlah BUMN dan sesuaikan proporsionalnya," papar Donny.

Donny menambahkan, bahwa besarnya anggaran PMN untuk membiayai BUMN yang tidak produktif hanya menghambur-hamburkan uang negara.

"Lebih baik uang sebesar itu digunakan untuk kebutuhan rakyat yang paling mendasar, seperti pendidikan dan kesehatan," tegasnya. [wah]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya