Berita

Ahok/Net

Hukum

Terjadi Ketidakpastian Hukum Jika MK Kabulkan Gugatan Ahok

MINGGU, 04 SEPTEMBER 2016 | 14:16 WIB | LAPORAN:

Pakar hukum tata negara Rafly Harun menilai, akan ada ketidakpastian hukum jika Mahkamah Konstitusi mengabulkan permohonan gugatan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait masa cuti kampanye calon petahana.

Sebab, dalam permohonan uji materiil, Ahok memohon masa cuti merupakan opsional bagi petahana dan bukan kewajiban seperti yang tertera dalam pasal 70 ayat 3 Undang-Undang Pilkada.

"Kalau dilakukan seperti Ahok minta, ini ada ketidakpastian hukum. Ahok minta cuti itu opsional maka di seluruh Indonesia itu ada ketidakpastian hukum, ada kepala dearah yang cuti, ada kepala daerah yang tidak cuti, itu memunculkan prinsip inequality before the law. Ini prinsip yang tidak setara, ini dilarang saat pemilu," jelas Rafly dalam diskusi bertema 'Seberapa Besar Peluang Gugatan Ahok Dikabulkan MK' di Mitra Terace, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (4/9).


Rafly menambahkan, kampanye bukan hanya kewajiban dan hak bagi calon kadidat kepala daerah, melainkan merupakan hak publik untuk mendapatkan visi misi dari calon kandidat yang akan dipilih. Untuk itu jugalah calon kepala daerah harus mendapatkan cuti kampanye seperti yang tertera dalam UU Pilkada.

Meski demikian, cuti selama empat bulan masa kampanye dikhawatirkan bisa mempengaruhi kebijakan petahana dan bertentangan dengan konstitusi lantaran mengurangi masa jabatan. Rafly mengusulkan agar cuti kampanye diwajibkan hanya pada saat kandidat petahana sedang berkampanye dan bertemu langsung dengan publik dalam kapasitasnya sebagai kandidat. Cuti kampanye tidak perlu sepanjang masa kampanye.

"Kalau cuti pada kampanye itu tidak mengurangi hak publik, KPU bisa mengatur yang namanya kampanye itu 10 kali dan minimal lima kali. Jangan sampai dia tidak kampanye, kalau tidak kampanye itu mengurangi hak publik," pungkasnya. [wah] 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya