Berita

Foto/Net

Bisnis

Nawacita Belum Ampuh Turunkan Kemiskinan...

Jumlah Orang Berkantong Cekak Masih Tinggi
KAMIS, 01 SEPTEMBER 2016 | 09:13 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah orang miskin masih tinggi, penurunannya masih jauh dari yang ditargetkan. Pemerintahan Jokowi-JK diminta mengevaluasi program pengentasan kemiskinan.
 
BPS mencatat, sampai Maret 2016 angka kemiskinan masih di level 10,86 persen dari total pupulasi rakyat Indonesia atau sebanyak 28,01 juta orang. Jumlah itu sedikit turun bila dibandingkan periode yang sa­ma tahun sebelumnya di angka 11,22 persen atau sebanyak 28,59 juta orang.

Namun demikian, penurunan tersebut masih jauh dari yang diharapkan. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016, pemerintah menargetkan penu­runan kemiskinan menjadi di kisaran 9-10 persen.


Kepala BPS Suryamin men­gatakan, pemerintah sulit menu­runkan kemiskinan karena ting­ginya jumlah Masyarakat Ber­penghasilan Rendah (MBR).

"Angka kemiskinan kalau sudah pada level 10 sampai 11 persen itu sedikit susah untuk diturunkan. Karena itu memang sudah keraknya," kata Suryamin di Jakarta, kemarin.

Suryamin menerangkan, untuk mensejahterakan MBR di Indonesia tidak mudah. Sebab, mereka banyak tinggi di wilayah pedesaaan yang sulit terjangkau program pengentasan kemiski­nan. Menurutnya, pemerin­tah harus segera mencari cara menurunkan jumlah masyarakat berkantong cekak ini.

Dia meminta, program Ban­tuan Langsung Tunai (BLT) ke­pada masyarakat kurang mampu tetap dipertahankan. Hanya saja, pengawasannya harus di­lakukan dengan ketat agar tidak salah sasaran. "Di kelas tertentu bantuan secara cash (tunai) itu masih diperlukan karena mereka hanya segitu-gitu saja pendapa­tannya," terangnya.

Namun demikian,Suryamin menekankan agar tidak berharap BLT bisa menurunkan signifikan kemiskinan. "Kalau program itu dimaksimalkan, paling hanya menurunkan nol koma sekian persen saja, tidak signifikan penurunan," jelasnya.

Direktur Eksekutif Pusat Kajian Keuangan Negara Adi Prasetyo menilai, pemerintah lambat menekan kemiskinan. Menurut catatannya, penurunan jumlah penduduk miskin di pedesaan selama 2015 sampai Maret 2016 hanya 1,20 persen atau sekitar 336 ribu jiwa per Maret 2016.

"Penurunan ini kecil, tidak sebanding dengan semangat (nawacita) membangun Indo­nesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa," kritiknya.

Prasetyo juga pesimistis pe­merintah mampu menurunkan tingkat kemiskinan di kisaran 8-9 persen. Kecuali pemerintah mau mengubah strategi dan pola penanggulangan kemiskinan desa agar tepat sasaran.

Dia menilai, pemerintah sebe­narnya sudah berupaya melak­sanakan Nawacita. Hal tersebut bisa dilihat dari desain anggaran. Estimasi Kementerian keuangan menyebutkan total dana yang akan masuk ke desa sampai 2019 sebesar Rp 175.494,9 miliar atau rata-rata per desa senilai Rp 2.368,6 juta. Tapi, dana itu akan mubazir bila tidak ditopang program pengentasan kemiski­nan yang tepat serta dukungan pemerintah daerah.

Menurutnya, pemerintah harus memperhatikan pembangu­nan pertanian. Karena, jumlah penduduk miskin paling besar bekerja pada sub sektor tanaman pangan, yakni 62.97 persen.

"Pemerintah perlu mendorong kebijakan pertanian. Misalnya, menugaskan BUMN dan BUMD agar fokus menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) ke sektor pertanian dan perkebunan," usulnya. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya