Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Dipertanyakan, Dana PLN Untuk Akuisisi Saham PGE

RABU, 31 AGUSTUS 2016 | 22:48 WIB | LAPORAN:

Wacana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyuruh PLN (Persero) mengakuisisi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dinilai janggal.

Aktivis dari Solidaritas untuk Pergerakan Aktivis Indonesia (Suropati), Aditya Iskandar mengatakan, wacana tersebut janggal lantaran PLN sendiri saat ini tengah mengalami kerugian.

"PLN ini dananya dari mana untuk akuisisi saham PGE? Padahal dia rugi, tahun ini saja anggarannya masih ngarep dan belum tentu disetujui DPR," kata
dia, saat menjadi narasumber dalam diskusi bertajuk "Penguatan Peran BUMN dalam Mengoptimalkan Energi Panas Bumi di Indonesia" di Jakarta, Rabu (31/8).

dia, saat menjadi narasumber dalam diskusi bertajuk "Penguatan Peran BUMN dalam Mengoptimalkan Energi Panas Bumi di Indonesia" di Jakarta, Rabu (31/8).

Dia memprediksi, PLN akan meminjam ke BUMN lain atau bahkan kepada pihak asing. Nah, jika dananya berasal dari asing, maka hal itu merupakan bencana bagi sektor energi panas bumi Tanah Air.

"Celaka jika dari asing. Saya curiga ada motif pihak asing bermain juga, dan kebijakan Rini sangat rentan investor asing. PLN hanya sebuah tangan, bagaimana bisa menguasai energi masa depan ini [geothermal]," jelasnya.

Aditya juga menilai wacana Rini Soemarno asal-asalan. Bagaimana tidak, wacana tersebut dibuat tanpa ada kajian akademik. Langkah ini juga tidak relevan dengan core business PLN yang bergerak di bidang pembangkit, jaringan, dan distribusi listrik atau bagian hilir.

"Ini kebijakan yang sangat dadakan, belum ada riset akademik. Yang jelas, ini langkah korporasi yang tidak nyambung," tandas Aditya.

Ia menambahkan, beberapa kebijakan Rini juga kerap membuat gaduh sehingga permintaan agar pencopotannya ke presiden juga sempat mengemuka.

PLN, lanjut dia, seharusnya fokus di bidangnya. Apalagi, program pembangunan 35.000 MW pun masih menjadi perdebatan akibat diyakini tidak akan selesai pada tahun 2019 mendatang.

"Sebelumnya, SBY meluncurkan Program 10.000 MW dan itu saja belum selesai. Sekarang ada lagi akuisi PGE. Menurut saya fokus PLN kan pembangkitan, jaringan, dan distribusi. Fokus saja ke situ. Fokus saja ke 35.000 MW," tandasnya.

Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Yunus Saeful Hak, yang juga menjadi narasumber dalam diskusi ini, mengatakan, rencana akuisi itu merupakan keputusan korporat dan menyerahkannya kepada Kementerian BUMN.

Meski demikian, harus dipertimbangkan rencana ini secara matang karena terjadi perdebatan. Pasalnya, menjadikan PLN sebagai buyer sekaligus player. Sedangkan core business Pertamina adalah eksplorasi yang biasa dengan risiko. "Beda dengan PLN di hilir, ya bisnisnya dengan barang yang sudah jadi, sudah ada. Ini berbeda," katanya.

Pertamina tetap akan menyiapkan anggaran untuk eksplorasi. Dalam rencana anggarannya, satu tahun bisa menganggarkan dana untuk 12 pengeboran. "Itu tetap dialokasikan karena rohnya Petamina ya di situ," tandasnya.

Direktur Operasi PT PGE, Ali Mundakir, mengatakan bahwa Indonesia sudah berjanji kepada dunia internasional untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29 persen pada 2030.

Salah satu cara yang paling feasible utk menguranginya adalah menggunakan pembangkit ramah lingkungan seperti panas bumi (geothermal). Target pemerintah meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit geothermal sebesar 7.200 MW di tahun 2025 perlu didukung oleh semua pihak.

"Untuk itu perlu lebih banyak perusahaan seperi PGE, Geo Dipa dan PLN serta swasta nasional yang lain agar sama-sama bergerak beriringan mendukung porgram pemerintah ini untuk mewujudkan janji Indonesia kepada dunia internsional. Dikerjakan besama-sama dan beriringan akan lebih baik berjalan beriringan," tandasnya. [sam]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya