Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

KPK: Seharusnya Indonesia Terima Lebih Banyak Dari Freeport

SELASA, 30 AGUSTUS 2016 | 20:28 WIB | LAPORAN:

Pemerintah semestinya bisa mengambil keuntungan lebih banyak dari kegiatan pertambangan PT Freeport Indonesia di Papua.
 
Pasalnya, nilai kandungan konsentrat yang diekspor perusahaan milik Amerika Serikat itu tidak masuk dalam hitungan pemerintah.

Menurut perhitungan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), keuntungan yang didapat pemerintah hanya sebesar US$ 719 juta dari laba Freeport Indonesia yang mendapat laba bersih sekitar US$ 1,6 miliar.


Keuntungan yang didapat pemerintah hanya dari kandungan tembaga, emas dan perak, bukan unsur-unsur lain dalam produk sampingan adonan slime.

"Ada adonan slime, ada unsur mineral yang jarang, hanya ada di Indonesia. Itu nilainya tidak kita mengerti lagi," kata anggota Direktorat Litbang KPK, Epi Kartika, dalam diskusi di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (30/8).

Lebih lanjut Epi menjelaskan, taksiran cadangan sumber daya alam (SDA) di Papua seluruhnya mencapai 1,46 miliar ton.

Untuk hasil tambang berupa tembaga, emas, dan perak sebesar 804,2 juta ton. Sedangkan SDA terukur adalah seberat 472 juta ton. Dari jumlah itu ada 0,6 gram/ton emas yang bisa diambil.

"Ini persoalan hilirisasi yang penuh kepentingan politik ekonomi. Di satu sisi rem ekspor konsentrat tapi negara tidak diuntungkan karena smelter tidak dibiayai investor dalam negeri, tapi luar negeri," ujarnya.

"Berdasarkan turnkey project, kita tidak dapat apa-apa di situ, lolos konsentrat dan Smelter bukan punya kita. Smelter itu black box," ujarnya. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya