Berita

Bisnis

Ingat! Telkomsel Masih PMA

SENIN, 29 AGUSTUS 2016 | 12:24 WIB | LAPORAN:

Jika fix diberlakukan pada 1 September 2016, surat edaran Menkominfo tentang revisi tarif interkoneksi rata-rata sebesar 26 persen diyakini akan disambut gembira oleh masyarakat luas.

Ketua Bidang Advokasi Badan Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Informatika dan Komputer Nasional (BPP Permikomnas), Dedi mengatakan, pentingnya wacana pro rakyat itu didukung semua stakeholder demi keberlangsungan aktivitas masyarakat.

"Permikomnas akan menggalang dukungan dari masyarakat, khususnya wilayah Indonesia timur untuk turut bersama mendukung tarif murah interkoneksi. Dan juga kami akan membuat posko dukungan masyarakat untuk revisi tarif interkoneksi," jelasnya dalam rilis, Senin (29/8).


Dedi menjelaskan, fokus gerakan ini terutama di Kendari, Sulawesi Tengah, Makassar, Gorontalo, dan Maluku Utara yang akan dimulai hari ini hingga besok (Selasa, 30/8).

"Semoga anggota DPR di sana dapat mendengar suara kami yakni suara rakyat," imbuhnya.

Kemudian soal Telkomsel yang masuk kategori Penanaman Modal Asing (PMA) Dedi menjelaskan, seperti diketahui saham Telkomsel yang dimiliki Telkom sebesar 65 persen. Telkomsel sendiri merupakan anak perusahaan dari Telkom di mana ada saham pemerintah sebesar 52,5 persen. Jika dihitung kepemilikan saham pemerintah di Telkomsel hanya 34 persen.

"Maka jelas perhitungan tersebut Telkomsel ialah PMA. Oleh karena itu biaya interkoneksi ini jelas sangat terasa langsung oleh rakyat dan DPR seharusnya membela hanya untuk kepentingan rakyat," tegasnya.

Mengutip tulisan anggota Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional, Garuda Sugardo tentang Telkomsel, yang diunggah di akun facebook miliknya, disebutkan tahun 2013-2014, harga total saham Telkomsel senilai 24 miliar dolar AS. Padahal tahun 2002, Singapore Telecom (SingTel) membeli saham Telkomsel 35 persen hanya seharga 1,031  miliar dolar AS.  

"Nah harga itu pada tahun 2014 sudah setara dengan 8,4 miliar dolar AS. Artinya dalam 12 tahun, SingTel menikmati capital gain delapan kali lipat dibandingkan saat membelinya," urainya.

Sementara di Telkomsel, Telkom memiliki saham 65 persen. Laba bersih Telkomsel di tahun yang sama, 2014, mencapai Rp 19,4 triliun. Jadi penerimaan SingTel (35 persen) Rp 6,8 triliun. Sedangkan Telkom memperoleh net Rp 12,6 triliun. Dari jumlah ini Telkom membayar deviden kepada negara 52 persen.

"Artinya Republik Indonesia dengan populasi lebih dari 250 juta penduduk menerima sekitar Rp 6,55 triliun, notabene lebih kecil dari yang diterima SingTel! Dan dividen yang diterima SingTel ini jauh lebih besar ketimbang laba kotor  yang bisa diperoleh banyak BUMN kita saat ini," terangnya.[wid]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya