Berita

Foto/Net

Bisnis

"Jangan Cuma Ditunda, Tapi Batalkan Saja Aturannya..."

Penerapan Cukai Plastik Diundur Tahun Depan
SENIN, 29 AGUSTUS 2016 | 09:26 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Walaupun rencana penera­pan cukai plastik pada produk kemasan dipastikan diundur tahun depan, pengusaha tetap tidak puas. Mereka meminta pemerintah untuk membatalkan rencana tersebut.

Ketua Umum Asosiasi Pe­rusahaan Air Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin), Rachmat Hidayat mengatakan, mundurnya pemberlakukan cukai plastik bukanlah kabar bagus. Pasalnya, tahun depan industri masih akan dihantui dengan rencana itu lagi.

"Semua industri menggu­nakan plastik apalagi industri makanan minuman (mamin) kemasan, kalau sampai ada pen­erapan cukai akan mengganggu kinerja industri. Makanya kami minta jangan cuma ditunda, tapi batalkan saja aturan itu," ujarnya kepada Rakyat Merdeka.


Dia menjelaskan, bagi dunia industri ada banyak hal yang kontraproduktif bila kebijakan tersebut benar-benar dijalankan pada tahun depan. "Yang pasti iklim industri akan terancam, kami Aspadin menolak rencana pemerintah untuk mengenakan­cukai terhadap botol minuman plastik," ucap Rachmat.

Penerapan cukai plastik di­pastikan bakal menurunkan angka penjualan bagi industri. Biaya produksi bertambah maka harga jual juga akan naik seh­ingga akan meningkatkan beban pembeli.

Hal ini otomatis tidak mer­angsang calon konsumen untuk membeli produk kemasan.

"Pemerintah harus membatal­kan penerapan cukai plastik, ka­lau bicara dampak benar-benar luar biasa yang pasti akan ada penurunan angka penjualan, harga naik, investor yang masuk nanti juga berkurang," terang­nya.

Menurutnya jika cukai plastik dibuat atas dasar pertimbangan lingkungan seharusnya pemerin­tah membuat dan memperketat aturan tentang pembuangan sampahnya. "Kalau alasan ling­kungan perketat aturan dilarang buang sampah sembarangan buat juga infrastrukturnya dan tingkatkan daur ulangnya bukan malah menerapkan cukai," tukas Rachmat.

Ketua Asosiasi Gabungan Pengusaha Makanan dan Minu­man Seluruh Indonesia (Gapm­mi), Adhi Lukman menegaskan, pemberlakuan cukai plastik pada tahun depan akan mengancam pertumbuhan industri.

"Nanti malah membuat inves­tor menurun minatnya masuk Indonesia daya saing jadi mem­buruk ujungnya angka penjualan turun juga lalu yang pasti harga dan inflasi naik," papar Adhi kepada Rakyat Merdeka.

Dia juga mengatakan, dampak­nya juga akan merembet ke sek­tor lain termasuk ke logistik distribusi. Bahkan lebih parah tahun depan perusahaan akan mengurangi jumlah karyawan demi menekan biaya produksi akibat cukai plastik. "Kalau diterapkan nanti bisa menambah jumlah pengangguran karena bisa ada PHK lagi," tuturnya.

Rencana pengenaan cukai pada tahun depan tidak memi­liki dasar yang kuat dan akan menjadi beban bagi pengusaha. "Kami punya data-data bahwa di tempat pembuangan sampah akhir hampir tidak ada botol plastik, karena langsung didaur ulang," jelasnya.

Adhi menerangkan, penge­naan cukai untuk botol plastik tidak sesuai dengan dasar dan kriteria cukai. Pasalnya, botol plastik konsumsinya tidak perlu dikendalikan dan diawasi, selain itu pemakaiannya pun tidak memberi dampak negatif, dan bisa didaur ulang.

"Pengenaan cukai botol plas­tik ganggu usaha kecil dan menengah (UKM). Penagihan cukainya pun sulit, karena da­tanya minim. Kebijakan pajak pertambahan nilai (PPn) yang sudah jelas aturannya tidak jelas, ini malah buat aturan baru," pungkas Adhi. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya