Sebuah perkampungan di Kota Tasikmalaya sudah dua tahun terbebas dari asap rokok. Seiring dengan upaya pemerintah menaikan harga cukai rokok, warga di kampung ini pun mendukungnya. Mereka menganggap rokok adalah barang yang mubazir dan menghamburkan harta.
Warga Kampung Gunung Cariu, Kelurahan Cibunigeulis, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya menyatakan rokok sebagai barang yang haram. Ya, sudah dua tahun kampung ini terbebas dari asap rokok.
Para sesepuh kampung melarang warganya atau pendatang, merokok di area perkampungan. Larangan itu tertulis di Gapura "Selamat Datang" dan di dinding bangunan samping mesjid pesantren.
Bahkan, mereka membuat spanduk besar tentang hitung-hitungan matematis, ruginya rokok secara ekonomi, selain itu juga dicantumkan hadis yang menerangan tentang hal itu.
"Tujuannya memang kita belajar melaksanakan Syariat Islam. Karena rokok dikatakan mubazir. Ya, perkara yang mubazir itu adalah perbuatan setan," kata sesepuh Kampung Gunung Cariu, Agus Sulaeman, kepada wartawan (Rabu, 24/8).
Keseriusan larangan merokok di kampung ini setelah Pondok Pesantren Nurul Falah berdiri. Namun warga mengganggap hal tersebut positif.
Bahkan semua warung di area perkampung, juga tidak menjual barang yang dianggap menghamburkan uang tersebut.
Untuk mencegah rokok masuk ke kampung serta mengobati mereka yang berhenti merokok, warga mengisinya dengan cara olah raga. Dari sisi rohani, setiap waktu sore di kampung ini setiap santri belajar mengaji, serta mengisi kegiatan dengan keagamaan lainnya.
Jika ada santri yang kepergok merokok, akan dikenai sangsi tegas misal digunduli hingga pemanggilan terhadap orang tuanya.
"Sangsinya bisa dikategorikan berat. Pertama kalau ketahuan merokok maka santri disini langsung digundulin rambutnya. Kedua bisa jadi kita diskors. Nah, sanksi ketiga biasanya orang tua akan dipanggil dan kita diserahkan ke keluarga," kata salah seorang santri Ponpes Nurul Falah, Muhammad Rizki Ridwan.
Kini warga Kampung Gunung Cariu, sudah dua tahun terbebas dari asap rokok. Bahkan terang-terangan mereka mendukung upaya pemerintah menaikan harga rokok yang dianggap sebagai barang yang menghamburkan uang tersebut.
[zul]