Kericuhan kembali melanda Universitas Trisakti, Jakarta. Hari ini perkuliahan terganggu rencana pelantikan rektor baru secara sepihak oleh pihak Yayasan. Puluhan orang yang diduga "preman" diamankan polisi.
"Kejadian hari ini di Universitas Trisakti sungguh membuka mata kita. Negara tidak responsif dalam melindungi lembaga pendidikan dari dugaan tindakan premanisme," ujar Sekjen Alumni Universitas Trisakti, Didik Mukrianto, dalam penjelasan persnya (Rabu, 24/8).
Ia menyayangkan, konflik yang cukup panjang antara Rektorat dan Yayasan terkait pengelolaan Trisakti belum menemui titik temu dan bahkan semakin meruncing.
"Konflik ini sudah cukup panjang, sudah 14 tahun tidak kunjung selesai. Sudah barang tentu menghambat perkembangan Trisakti sebagai lembaga pendidikan serta merugikan mahasiswa dan alumni," kata mantan Ketua Senat di Universitas Trisakti ini.
Didik mengatakan bahwa pihak yang paling dirugikan dalam konflik ini adalah mahasiswa dan para alumni Universitas Trisakti.
Menurut Didik, dalam sejarahnya, Trisakti tidak lepas dari kepentingan dan keterlibatan pemerintah. Bahkan dalam perjalanan awalnya, Trisakti sempat dikelola langsung oleh pemerintah. Tetapi kemudian pemerintah mengajak swasta untuk mengelola Universitas Trisakti;
"Sepengetahuan saya, belum ada satupun dokumen formal yang bisa dipertanggungjawabkan lepasnya pengelolaan pemerintah ke swasta, jadi ini harus jelas" lanjut anggota Komisi III DPR RI ini
Didik berpendapat ini saat yang tepat bagi negara untuk mengambil alih pengelolaan Universitas Trisakti dan menyelamatkan aset negara dari kepentingan praktis dan pragmatis.
"Sudah saatnya negara hadir mengambil alih Universitas Trisakti, menjadikannya sebagai Perguruan Tinggi Negeri dan mengambil alih aset negara," lanjut Didik.
Didik juga meminta Presiden Joko Widodo segera menindak bila ada indikasi keterlibatan jajaran pemerintah dalam eskalasi konflik ini.
"Apabila kejadian hari ini dipicu oleh kebijakan yang kurang pantas yang dilakukan oleh Kemenristek Dikti, presiden harus tegas dalam mengambil sikap" pungkas Didik.
[ald]