Berita

Net

Pertahanan

Empat ABK Indonesia Disandera Di Somalia, Broker Menghilang

RABU, 17 AGUSTUS 2016 | 07:53 WIB | LAPORAN:

Federasi Pekerja Transpor Internasional Asia Pasifik atau International Transport workers' Federation (ITF) Asia Pasific menyesalkan menghilangnya pemilik kapal dan para broker yang mempekerjakan lima Anak Buah Kapal (ABK) Warga Negara Indonesia yang disandera di perairan Somalia.

"Perusahaan pelayaran wajib bertanggung jawab terhadap keluarga para Anak Buah Kapal (ABK) Warga Negara Indonesia yang disandera pihak teroris. Semua kebutuhan pokok, kelangsungan pendidikan anak, kesehatan fisik maupun psikis, harus dijamin perusahaan," kata Ketua ITF Hanafi Rustandi di Jakarta, Rabu (17/8).

Dia juga mengapresiasi hadirnya negar melindungi warganya melalui diplomasi. Namun, pemerintah tidak boleh terlibat pembayaran uang tebusan. Pembayaran tebusan harus dilakukan perusahaan.


"Negara tidak boleh kalah dengan kelompok teroris, apalagi menggunakan anggaran APBN membayar kelompok kriminal di negara lain," ujar Hanafi.

Menurutnya, setelah berkonsultasi dan mendapat penjelasan dari Kementerian Luar Negeri RI, masih ada empat dari lima ABK WNI (satu telah meninggal dunia) ex FV. NAHAM-3 yang disandera  perompak di Somalia sejak 26 Maret 2012 di perairan Somalia.

Hanafi sendiri mengapresiasi langkah-langkah yang telah ditempuh pemerintah Indonesia melalui yang melakukan kerjasama dengan pemerintah Taiwan dalam upaya pembebasan sandera.

Kapal ikan tersebut milik perusahaan Jiang Chang Marine Enterprises, Taiwan yang disewa dan dioperasikan Al-Naham Fishing Company di Muscat, Oman. Para ABK WNI direkrut dan diberangkatkan tanpa dokumen resmi oleh broker atau calo di Indonesia yang bekerja sama dengan broker di Singapura bernama Step Up Marine Enterprises Pte. Ltd. Selain dari Indonesia, 29 ABK di kapal ikan itu berasal dari Filipina (lima), Kamboja (empat), Vietnam (tiga) dan 12 lainnya dari China/Taiwan.

Pemerintah menjalin kerja sama dengan pemerintah Taiwan selaku negara asal kapal karena saat ini pemiliknya sudah bangkrut dan broker-broker baik di Indonesia maupun di Singapura juga sudah menghilang sehingga sulit diminta pertanggungjawabannya. [wah] 

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya