Berita

Bisnis

PLN Wajib Berbenah Agar Proyek Setrum Bisa Jalan

JUMAT, 12 AGUSTUS 2016 | 13:09 WIB | LAPORAN:

Tenggat waktu program pembangunan megaproyek 35 ribu Megawatt (MW) tersisa tiga tahun lagi. Namun realisasinya saat ini baru berkisar 300 MW alias 0,8 persen, masih jauh dari target pemerintah.

Pengamat energi sekaligus peneliti Pusat Studi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, target ini bukan semata tugas PLN, tapijuga semua perusahaan energi.

"Kebutuhan energi harus dipenuhi, oleh semua pihak, dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan hingga masyarakat, itu harus dikedepankan," tegasnya.


Beberapa proyek yang sudah berjalan, sebut saja pembangkit gas Pontianak dan pembangkit gas Kepulauan Riau harus gagal karena semua peserta lelang tidak ada yang memasukan dokumen penawaran.

Ia menduga, sepinya proses lelang karena karena banyak term and condition yang dipersyaratkan PLN dalam proyek tersebut tidak memperhatikan best practice bisnis serta kondisi lapangan.

"PLN harus mengubah paradigma dalam pengelolaan energi. Juga tentu harus optimis, dibangun dengan berbenah sejak dini mengingat kondisi bisnis saat ini sudah jauh berubah dan sangat kompleks," tegasnya.

Tidak bisa seluruh risiko pembangkit listrik diserahkan kepada peserta lelang karena sebagai investor, mereka juga akan mempertimbangkan risiko proyek.

Kondisi lapangan pun perlu dicermati. Contohnya untuk proyek IPP Jawa-1, target onstream 2020 harus sejalan dengan persiapan lahan. Bila reklamasi lahan dianggap solusi terbaik, PLN perlu hati-hati menghadapi penolakan dari kementerian, pemerintah setempat bahkan masyarakat sekitar.

"Kalau dari awal rencana pengembangan pembangkit sampai harus reklamasi, dipindah penduduk, itu harus dicegah, cari opsi lain," tegas Fahmy.

Pasalnya, jika dipaksakan dengan memilih reklamasi, alih-alih terbangun, potensi gagalnya proyek IPP Jawa-1 seperti proyek sebelumnya sangat besar. Kalaupun berhasil dibangun, tentu harga listrik akan menjadi mahal. Ujung-ujungnya masyarakat yang akan terbebani.

"Hal itu akan menjadi beban moral yang sangat besar bagi PLN, untuk itu PLN harus berbenah, mengubah paradigma," ujar Fahmy.[wid]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya