Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, sosialisasi kebijakan pengampunan pajak (tax amensty) selama ini berjalan cukup baik. Hal tersebut tercerÂmin dari kehadiran masyarakat di setiap acara sosialisasi.
"Sosialisasi kita undang 5 ribu orang, yang datang mencapai 10 ribu orang. Saya ucapkan terima kasih, kepada semua pihak yang mau membantu (acara-red)," kata Sri dalam acara peringatan 39 tahun aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, kemarin.
Namun demikian, Sri meÂnyayangkan gencarnya sosialisasi belum memberikan pengaruh banyak terhadap penerimaan negara. Sejak sebulan kebijakan digulirkan, baru 1.300 wajib paÂjak yang ikut tax amnesty.
Sri menyebut pelaku di BEI sebagai pihak yang ikut menyukÂseskan sosialisasi tax amnesty. Dia berharap, BEI dan semua pihak dapat terus mendukung untuk menyukseskan kebijakan tersebut. Apalagi, saat ini semua regulasi yang dibutuhkan sudah selesai.
"Peraturan Menteri Keuangan (PMK) sudah selesai. Kami harapkan itu bisa dilaksanakan untuk menyukseskan tax amÂnesty," katanya.
Selain tax amnesty, Sri berÂharap, BEIbisa lebih aktif di dalam menyediakan instrumen keuangan untuk menampung dana investor untuk membangun infrastruktur di Indonesia. Sehingga, pihak swasta yang ingin terlibat dalam pembanguÂnan nasional bisa menanamkan uangnya lewat pasar modal.
"Indonesia tidak memiliki dana untuk membangun semua infrastruktur. Dibutuhkan peran swasta. China saja terus mem-promote PPP (
Public Private Partnership), padahal China memiliki resources (sumber daya) yang cukup," terangnya.
Pada kesempatan ini, Sri mengajak semua pelaku untuk bisa memberdayakan resources untuk mendongkrak pertumÂbuhan ekonomi Indonesia. ia menyebut salah satu
resources Indonesia yakni bonus deÂmografi.
Sri memprediksi generasi muda masih akan mendomiÂnasi penduduk Indonesia selama puluhan tahun ke depan. "IndoÂnesia disebut punya demografi muda sampai 2020. Bila generasi muda berubah cara berpikirnya, itu akan bentuk formasi deÂmografi yang berbeda. Dan itu bisa diprediksi sejak hari ini," terangnya.
Dia menerangkan ada dua tipe generasi muda di Indonesia. Pertama, mereka yang dianggap sebagai aset. Dan, kedua dianggap sebagai liabilities. Generasi dapat dianggap sebagai aset apabila ia dapat bermanÂfaat terhadap orang lain atau khususnya dalam menopang perÂtumbuhan ekonomi Indonesia. Sehingga generasi muda diÂharapkan menjadi aset negara yang mampu menyumbang pertumbuhan ekonomi yang baik bagi Indonesia. ***