Berita

net

Bisnis

Saham PGN Naik, Sentimen Positif Holding BUMN Energi

KAMIS, 28 JULI 2016 | 20:10 WIB | LAPORAN:

Rencana pembentukan holding BUMN Energi berdampak sangat positif terhadap harga saham PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk. Faktanya, dalam beberapa waktu terakhir harga saham PGN memang terus meroket.

"Rencana bahwa PGN akan berada di bawah Pertamina memiliki dampak baik terhadap harga saham PGN," kata Sekjen Asosiasi Wakil Perantara Pedagang Efek Indonesia (AWP2EI) Yosefa Gunastuti kepada watawan di Jakarta, Kamis (28/7).

Menurutnya, pasar selalu bergerak mengikuti arah isu, pemberitaan maupun aksi korporat emiten tersebut. Karena investor menyikapi positif pemberitaan terkait rencana holding BUMN membuat harga saham PGN terus naik.


Dalam konteks itu pula, Yosefa menampik pemberitaan bahwa pasar modal khawatir terhadap pembentukan holding. Karena faktanya selain harga saham PGN terus meningkat juga karena di antara berbagai sentimen yang berpengaruh terhadap kenaikan harga saham PGN adalah rencana holding.

"Ke depan pun saya yakin pasti bagus. Memang, jika terdapat fluktuasi harga saham lain yang lebih baik tentu akan membuat penurunan dulu. Karena akan menakutkan jika naik terus. Tapi yang jelas, secara keseluruhan rencana holding tersebut sangat baik bagi harga saham PGN," jelasnya.

Yosefa menambahkan, pelaku pasar termasuk investor melihat positif pembentukan holding BUMN Energi karena akan lebih menyehatkan PGN. Dengan berada di bawah Pertamina maka PGN diyakini akan semakin kuat dan penanaman modal juga semakin baik.

"Apalagi publik menilai bahwa PGN selama ini agak privat. Sehingga dengan adanya Pertamina dia akan menjadi semakin terbuka dan sehat," ujarnya.

Lebih jauh, pengelolaan gas nasional memang harus dilakukan secara profesional. Terlebih, Indonesia kaya akan sumber daya gas. Dengan menjadi holding di bawah Pertamina, tentu kemampuan kinerja PGN akan meningkat yang berujung kemampuan mengelola gas semakin baik.

Sementara, pakar ekonomi energi Universitas Indonesia (UI) Berly Martawardaya melihat bahwa tingkat kenaikan saham PGN sangat tinggi. Artinya, rencana pembentukan holding memiliki pengaruh positif terhadap kenaikan harga tersebut.
"Kenaikan yang terjadi tinggi sekali, di atas 20 persen, berarti pasar memang menanggapi positif. Kalau kenaikan lima persen, bisa dibilang bahwa hal itu dipengaruhi sentimen umum," katanya.

Menurut Berly, tingkat kenaikan yang begitu tinggi mengindikasikan bahwa pasar memang menilai bahwa holding BUMN Energi menguntungkan. Apalagi, perusahaan energi yang memang seharusnya semi monopoli atau irregulated monopoly yaitu pengaturan dalam satu perusahaan.

Berly menambahkan, keberadaan PGN dan Pertagas sebagai anak Pertamina selama ini memang dipandang melemahkan. Pasalnya, masing-masing perusahaan dituntut membangun jaringan pipa yang sangat mahal.

"Dengan rencana holding maka bisa lebih efisien, bisa cutting cost dan bisa meningkatkan kemampuan perusahaan atau holding untuk berkompetisi," jelasnya.

Diketahui, harga saham PGN menunjukkan tren meningkat dalam dua pekan terakhir. Pada 10 Juli lalu misalnya, harga penutupan saham PGN di Bursa Efek Indonesia sebesar Rp 2.520 per lembar. Namun, pada 26 Juli harga sudah melonjak dan mencapai Rp 3.110 per lembar saham. Begitu pula dengan volume penjualan saham, jika pada 10 Juli tercatat sebanyak 92.977.500 maka pada 26 Juli sudah mencapai 111.495.300. [wah] 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya