Reformasi di jajaran Deputi Sumber Daya Manusia (SDM) Polri sebagai salah satu dari delapan program percepatan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, masih belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Bahkan, mutasi perdana di era kepemimpinan mantan Kepala BNPT itu, dianggap masih menunjukkan mutasi gaya lama.
"Banyak pihak berharap Tito bisa segera membawa perubahan besar di Polri. Tapi, mutasinya saja masih gaya lama. Tidak sesuai dengan semangat perubahan," ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane di Jakarta, Sabtu (23/7).
Menurut Neta, mutasi lewat telegram rahasia (TR), Jumat (22/7) itu, masih terlihat semangat suka atau tidak suka dan semangat kedekatan dengan pihak tertentu. Imbasnya, perwira-perwira terbaik yang tidak memiliki kedekatan dengan elit tetap dibiarkan terpuruk tanpa harapan.
Mereka, kata Neta, terancam tanpa posisi yang jelas hingga tiga atau empat tahun mendatang. "Sementara itu, perwira yang memiliki kedekatan dengan elit, baru dua bulan dimutasi kembali dimutasi lagi ke tempat yang 'lebih basah'," paparnya.
Menurut Neta, faktor kedekatan elit tersebut menunjukan indikasi kemunduran dan sangat jauh dari semangat perubahan internal Polri. Padahal, poin ketiga dalam fit and profer test Tito di DPR, menekankan untuk mewujudkan pemberdayaan kualitas SDM Polri yang profesional dan kompeten serta menjunjung tinggi HAM.
"Janji ini yang ditunggu publik dan harus segera diwujudkan Tito. Jika proses mutasinya belum menunjukkan perubahan yang signifikan tentunya harapan itu akan sulit terwujud," tutur Neta.
Neta mencontohkan, saat mutasi di era mantan Kapolri Jenderal Timur Pradopo, untuk jabatan tertentu, tetap melalui prosedur yang berlaku. Untuk jabatan Direskrimum, Kapolresta, atau Kapolrestabes, urai Neta, hanya boleh diisi perwira yang sudah lulus Sespati.
"Tapi sekarang perwira yang belum ikut Sespati bisa menjabat posisi tersebut," sesal Neta.
Untuk diketahui, rotasi di kalangan pamen Polri tertuang dalam TR Nomor 1738/VII/2016 tertanggal 22 Juli 2016. Salah satu mutasi tersebut, Komisaris Besar Krishna Murti, ditunjuk sebagai Wakil Kepala Polda Lampung.
Posisinya, akan diisi Komisaris Besar Rudy Heriyanto Adi Nugroho yang sebelumnya menjabat Kapolrestro Jakarta Barat. Sementara itu, Kapolrestro Jakarta Barat akan dikawal mantan Kapolres Bandara Soekarno Hatta, Komisaris Besar Royce Harilangi.
Sedangkan Komisaris Besar Heri Sumardji yang sebelumnya menjabat Kapolresta Bekasi, akan mengisi posisi yang ditinggalkan Royce. Sebagai gantinya, Kapolresta Bekasi dijabat Komisaris Besar Umar Surya Fana yang sebelumnya sebagai Kasubdit III Ditpidum Bareskrim.
[sam]
