Berita

foto: rm

Pertahanan

Pokemon Go Terindikasi Alat Intelijen Asing

JUMAT, 22 JULI 2016 | 19:31 WIB | LAPORAN:

Permainan Pokemon Go berpotensi sebagai alat intelijen terkait pengumpulan data dan informasi rahasia. Sebab, permainan yang hanya dapat diakses secara online dan terintegrasi GPS itu, kerap diaplikasikan pemainnya di sejumlah tempat secara acak.

"Ada indikasi (alat intelijen asing)," ujar pengamat teroris, Haris Abu Ulya, Jumat (22/7).

Menurut Haris, dalam konteks keamanan pertahanan negara, Pokemon Go sangat mungkin menjadi alat intelijen asing. Mengingat, permainan yang menerapkan teknologi itu memetakan ruang publik Indonesia.

Permainan Pokemon Go, lanjut Haris, merupakan proyek intelijen asing yang terlihat dari latar belakang produsen dan pola permainan.

"Pemainnya, diarahkan untuk aktif di ruang publik. Kemudian, menyertakan foto aktual di tempat tertentu. Sehingga terkesan sedang melakukan pemetaan," paparnya.

Untuk itu, Haris mendukung langkah Badan Intelijen Negara (BIN) yang meminta permainan tersebut diblokir. Sehingga, masyarakat tidak terseret lebih jauh aturan permainannya.

Masyarakat yang disibukkan bermain Pokemon Go, kata Haris, juga dapat menyebabkan sumber daya manusia (SDM) menjadi tidak produktif.

"Selain tidak produktif, masyarakat juga berpotensi menjadi komsumtif. Serta, menjadi alat pembodohan yang sangat luar biasa bagi masyarakat yang menggunakannya," urainya.

Pokemon Go adalah permainan yang menggunakan teknologi augmented reality (AR) garapan Niantic bekerja sama dengan Nintendo dan The Pokemon Company.

Permainan ini, mengkombinasikan tampilan fiksi dan dunia nyata untuk mengajak pemainnya berburu Pokemon dimana pun mereka berada.

Selain akses internet dan GPS, permainan ini juga memanfaatkan kamera agar pemain bisa melihat berbagai Pokemon yang ada di sekitarnya. [sam]

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Salaman Andika Perkasa Dicuekin Kapolda Jateng dan Pj Gubernur

Rabu, 25 September 2024 | 11:18

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

Romo Benny, Sosok Penyebar Cinta Damai dan Kerukunan Antarumat Beragama

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 08:05

FTA, Memperkuat Demokrasi Liberal Ala Amerika (Bagian I)

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:36

KITB Makin Menarik Perhatian Investor, Dua Pabrik Mulai Beroperasi

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:32

Kabar Duka, Romo Benny Meninggal Dunia

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:22

Warga Mulai Menyemut Penasaran Lihat Alutsista TNI

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:09

Biden Ragukan Pemilu Presiden AS akan Berlangsung Damai

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:02

Harga Minyak Mentah Indonesia Turun ke 72,54 Dolar AS per Barel

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 06:45

Ciputra Serok 46,8 Juta Saham MTDL Seharga Rp22,5 Miliar

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 06:18

Perahu Kayu Produksi Demak Tak Kalah Peminat dari Jepara

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 06:13

Penyusunan Rencana Zonasi Tata Ruang Laut Perlu Sinergitas Stakeholder

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 05:58

Selengkapnya