Berita

yasonna laoly/net

Hukum

Dapat Keluhan Banyak Imigran Gelap, Yasonna Ngomong Begini

SELASA, 12 JULI 2016 | 18:46 WIB | LAPORAN:

Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly mendapat laporan mengenai banyaknya imigran gelap yang masuk ke Indonesia. ‎Laporan itu diketahuinya saat melakukan teleconference dengan seluruh jajaran Kantor Wilayah di seluruh Indonesia, di Kementerian Hukum dan Ham, Jakarta Selatan, Selasa (12/7).

‎Dalam perbincangan langsung melalui sambungan ‎video jarak jauh itu, Kepala Divisi Imigrasi Kanwil Riau, Sutrisno menjelaskan di tempatnya bekerja terdapat 1.052 imigran gelap.

Para imigran gelap tersebut ditempatkan di delapan tempat penampungan sementara. Namun pihaknya kewalahan menangani banyaknya imigran gelap tersebut.


Sutrisno berharap, Yasonna dapat mendorong pemerintah untuk membuat payung hukum sebagai dasar penanganan imigran gelap. Bahkan, Sutrisno juga menginginkan agar Indonesia berani menolak masuknya gelombang imigran gelap.

‎"Masalah ini mohon untuk didorong untuk diberikan payung hukum yang jelas. Mohon ada keberanian kita untuk paling tidak menolak agar mereka tidak berbondong masuk ke tempat kita," pinta dia dalam teleconference.

‎Yasonna mengakui bahwa pemerintah memang belum memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) baku dalam menangani imigran gelap.

‎"Sampai sekarang memang kita tidak punya SOP pelayanan atau sikap menangani imigran gelap dari luar. Kalau pun ditolak bisa menimbulkan protes dari dunia internasional. Misal di Aceh yang dari Banglades, sengaja kita tidak menolak," urai Yasonna.

‎Dia lalu menerangkan kepada seluruh Kepala Kanwil bahwa persoalan imigran gelap memang tak hanya terjadi di Riau. Banyak wilayah lain yang juga persoalan sama.‎ Karenanya, persoalan itu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Termasuk dalam mempersiapkan payung hukum bagi imigran gelap.

‎"Payung hukum saya kira Dirjen PP akan koordinasi ke Kemenlu, Polri, BIN, dan lain-lain, agar kita punya panduan jelas bagaimana menangani ilegal migran ini, dan ini jadi PR kita. Persoalannya, ada imigran yang datang karena alasan ekonomi saja, bukan karena masalah politik. Ini butuh penangaman khusus," tutup Yasonna. [sam]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya