Berita

tersangka pemalsu vaksin/net

Hukum

Satgas Vaksin Jangan Tebang Pilih Jerat Pelaku

SENIN, 04 JULI 2016 | 06:00 WIB | LAPORAN:

Komisi IX DPR RI meminta Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dapat berkoordinasi bersama polisi dalam mengusut jalur distribusi vaksin palsu dari hulu ke hilir. Apalagi, saat ini satuan tugas penanganan vaksin palsu sudah dibentuk, sehingga peredaran vaksin palsu bisa dengan mudah dihentikan.

"Jalur distribusi vaksin palsu harus diputus, kita harus hentikan. Kemenkes, BPOM, dan Polri harus mengusut ini hingga tuntas," kata anggota Komisi IX Roberth Rouw kepada redaksi, Senin (4/7).

Menurutnya, Kemenkes dan BPOM harus bertanggung jawab atas peredaran vaksin palsu lantaran sudah terjadi hingga bertahun-tahun. Roberth meminta satgas penanganan vaksin palsu bekerja secara profesional dalam menjerat dan menghukum pelaku, baik itu pembuat ataupun distributor.


"Tangkap si pembuat dan distributor vaksin palsu, jangan tebang pilih. Hukum seberat-beratnya," katanya.

Politisi Partai Gerindra itu menyesali kinerja BPOM dalam hal pengawasan produk kesehatan tidak bekerja dengan baik. Sebab, sudah 13 tahun peredaran vaksin palsu tersebar di masyarakat. Meski efek samping dari vaksin palsu belum diketahui tetapi sangat membahayakan bagi kesehatan anak-anak Indonesia.

"Kinerja pengawasan BPOM sangat lemah dan terkesan tidak berguna, 13 tahun sudah kita kebobolan dengan vaksin palsu. Itu baru satu produk kesehatan yang sudah ketahuan palsu dan mungkin masih banyak produk kesehatan lain yang palsu dan lebih membahayakan dan berefek pada kematian bagi masyarakat," jelas Roberth.

Karena itu, dia mendukung langkah Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek dalam memberikan sanksi kepada rumah sakit dan tenaga kesehatan yang membeli serta menggunakan vaksin palsu dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Harus ada sanksi tegas bagi mereka yang sudah mengetahui dan malah menggunakan vaksin palsu tersebut," demikian Roberth. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya