Berita

net

Nusantara

BPOM Temukan 212.356 Kemasan Pangan Tidak Layak

KAMIS, 30 JUNI 2016 | 19:30 WIB | LAPORAN:

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan sedikitnya 5.502 item atau 212.356 kemasan pangan yang tidak memenuhi ketentuan (TMK). Terdiri dari pangan tidak izin edar (TIE), kadaluwarsa, dan kemasan yang rusak menjelang Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah.

Dari total temuan pangan TMK, sebanyak 75.799 kemasan senilai Rp 3,03 miliar adalah pangan TIE, 81.309 kemasan pangan kadaluwarsa senilai Rp 3,25 miliar dan 55.248 kemasan rusak senilai Rp 2,2 miliar. Total keekonomian yang merugikan negara dari peredaran produk-produk tersebut senilai Rp 8,49 miliar. Pangan TMK paling besar ditemukan dalam produk pasta, ikan dalam kaleng, kopi, daging, bumbu, dan permen.

"Produk TMK itu dari dalam dan luar negeri. TIE paling banyak ditemukan di Batam ada 23.450 kemasan, di sana rawan sebab banyak pelabuhan tikus. Lalu Medan 21.483 kemasan, Pekanbaru 8.167 kemasan, Jakarta 3.366 kemasan, dan Semarang, 2.782 kemasan," jelas Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM Suratmono, di kantornya, Jakarta, Kamis (30/6).


Menurutnya, temuan tersebut didapat setelah BPOM melakukan intensifikasi pengawasan sejak 23 Mei sampai 29 Juni 2016. Hasil temuan membuktikan, tingkat pelanggaran dari produsen, distributor dan pedagang makanan masih cukup mengkhawatirkan.

Suratmono menjelaskan, produk-produk impor paling banyak berasal dari Malaysia yakni 34 persen, China (27 persen), Singapura (16 persen), Thailand (13 persen) Italia (5 persen), dan sisanya berbagai negara.

Untuk produk kadaluarsa, paling banyak ditemukan di wilayah Jayapura yakni 16.899 kemasan, Makassar (14.956 kemasan), Manado (13.757 kemasan), Palembang (6.312 kemasan) dan dari Padang (6.312 kemasan). Sedangkan untuk produk yang rusak terbanyak didapatkan di Makasar (30.852 kemasan), Manado (20.102 kemasan), Yogyakarta (679 kemasan), Manokwari (677 kemasan), dan Mataram (455 kemasan).

"Tindak lanjutnya temuan langsung kita amankan sebanyak 42.935 kemasan. Lalu kita musnahkan sebanyak 80.204 kemasan, dan ada yang kita kembalikan ke penyalur sebanyak 14.423 kemasan," demikian Suratmono. [wah]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya