Berita

net

Hukum

Ngotot Jerat Hadi Poernomo, KPK Atur Siasat

SELASA, 28 JUNI 2016 | 20:09 WIB | LAPORAN:

Komisi Pemberantasan Korupsi tidak tinggal diam setelah permohonan Pengajuan Kembali atas putusan praperadilan mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Hadi Poernomo tidak dapat diterima oleh Mahkamah Agung.

Lembaga anti rasuah berjanji akan mengeluarkan surat perintah penyidikan (sprindik) baru untuk tetap menjerat tersangka dugaan korupsi keberatan pajak Bank BCA tersebut.

"Sprindik baru, itu salah satu yang jadi opsi yang sedang dipertimbangkan," ungkap Plh. Kabiro Humas KPK Yuyuk Andriati saat dihubungi, Selasa (28/6).


Meski belum menerima salinan putusan MA, menurut Yuyuk, pihaknya akan mendiskusikan untuk penetapan Hadi sebagai tersangka.

"KPK belum terima salinan putusan. Kami akan diskusikan dulu di internal mengenai hal ini," ujarnya.

Diketahui, MA menolak permohonan PK yang diajukan KPK atas putusan praperadilan Hadi Poernomo. Ada dua alasan mengapa MA tidak menerima PK. Pertama, MA merujuk pada putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 33/PUU-XIV/2016 mengenai uji materi pasal 263 (1) Undang-Undang Nomor 8/1981 tentang KUHAP. Berdasarkan putusan tersebut, jaksa tidak boleh mengajukan PK.

Juru Bicara MA Suhadi menjelaskan, meski keputusan MK baru dibacakan pada 12 Mei 2016 lalu namun tetap menjadi dasar putusan MA. Sebab, MA belum memberikan putusan mengenai memori PK yang diajukan KPK sejak setahun lalu.

Kedua, pertimbangan Majelis Hakim Agung MA menolak PK didasari atas Surat Edaran MA yang menyebut PK tidak dapat dilakukan atas putusan praperadilan.

"Kalau putusan MK kan jaksa tidak boleh PK. Kalau Surat Edaran Mahkamah Agung karena PK itu milik terdakwa dan ahli waris jadi putusan praperadilan tidak boleh PK," jelas Suhadi saat dihubungi terpisah.

Penolakan PK yang diajukan KPK dibacakan Majelis Hakim Agung yang diketuai Salman Luthan dengan anggota Hakim Agung Sri Wahyuni dan Hakim Agung MS Lume pada 16 Juni lalu. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya