Berita

nur kholis/net

Nusantara

Kasus Tambang Di Kaltim, Bukti Pemerintah Dikendalikan Korporasi

SENIN, 27 JUNI 2016 | 15:03 WIB | LAPORAN:

Pemerintah terlalu lemah. Dalam kasus kematian 25 anak di wilayah bekas tambang di Kalimantan Timur, terkonfirmasi sudah bahwa negara ini dikendalikan oleh korporasi.

Demikian disampaikan oleh Koordinator Subkomisi Mediasi di Komnas HAM, Nur Kholis, terkait kasus pelanggaran hak-hak dasar dalam di eks tambang Kalimantan Timur.

Ia menyebutkan, pemerintah dan korporasi (perusahaan tambang) telah ingkar terhadap kesepakatan internasional, dimana Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sudah menyetujui prinsip-prinsip bisnis dan hak asasi manusia.


"Kasus ini nyata-nyata, pemerintah dan korporasi tidak menghormati HAM, terutama korban anak. UU 39/1999 pasal 71, pemerintah berkewajiban melakukan kontrol atas korporasi. Namun pemerintah dan korporasi sama-sama diduga melakukan pelanggaran HAM," ujar Nur Kholis di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin, (27/6).

Pemerintah tidak melakukan kewajibannya mengendalikan korporasi sehingga perusahaan merasa tak bertanggung jawab menutup bekas galian mereka. Padahal diatur dalam PP 78/2010, perusahaan tambang wajib menyiapkan dana untuk menutup lubang atau reklamasi bekas tambang.

Pimpinan Komnas HAM lainnya, Roichatul Aswidah, mengungkapkan, sedari awal tidak ada tanda-tanda atau niat baik dari pemerintah dan korporasi untuk mengatasi kasus ini. Negara tidak pernah menjamin perlindungan terhadap warga hingga akhirnya korban tewas mencapai 25 orang dan mayoritas anak-anak.

"Tindakan pencegahan harus nyata dan riil, prosedur untuk reklamasi pasca tambang wajib dijalankan. Namun tidak ada langkah jaminan dari Pemprov Kaltim untuk pencegahan. Lubang tidak ditutup, kami susah memahami ini," kecamnya. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya