Berita

ilustrasi/net

Nusantara

Ada 25 Anak Tewas Karena Lubang Eks Tambang di Kaltim

SENIN, 27 JUNI 2016 | 14:27 WIB | LAPORAN:

. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bersama dengan Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) menyikapi pelanggaran hak-hak dasar manusia dalam kasus lubang eks tambang di Samarinda, Kalimantan Timur.

Dalam Konferensi pers di Kantor Komnas HAM, hari ini (Senin, 27/6), dua lembaga itu menyatakan bahwa sejak 2011 lalu lubang eks tambang telah menewaskan 25 anak yang tinggal di sekitaran wilayah tambang.

Komnas HAM memantau, selama tahun 2011-2016, belum ada upaya serius dari Pemerintah, baik pusat dan daerah serta aparat penegak hukum dalam upaya penanganan terhadap kegiatan reklamasi dan paska tambang. Sebanyak 25 korban tewas itu karena tenggelam di danau bekas lokasi tambang yang seharusnya ditutup atau diberi tanda peringatan agar warga tidak mendekati lokasi berbahaya tersebut.


Komnas HAM mencatat, dalam kasus ini, pemerintah dan korporasi telah melanggar hak untuk hidup, hak atas lingkungan hidup yang sehat dan bersih, hak untuk rasa aman, hak untuk memperoleh keadilan, dan hak anak yang kesemuanya merupakan hak-hak dasar.

"Komnas HAM membidik kasus yang berdampak serius ini, dari jumlah korban meninggal, kehilangan harta benda, pelanggaran HAM yang masif," ujar pimpinan Komnas HAM, Nur Kholis.

Dalam kasus ini, Komnas HAM mengecam dan menyesalkan timbulnya korban yang sangat banyak. Padahal sejak korban nyawa pertama jatuh, Komnas HAM telah mengeluarkan rekomendasi kepada aparat daerah dan Pemprov Kalimantan Timur. Sayangnya tidak dijalankan dan direspons.

"Kami turun lagi dan merespons lagi, korban sudah 25 orang. Kami minta lindungi anak-anak dan korban berikutnya. Langkah paling konkret yang kami minta bagaimana caranya supaya tidak muncul korban lagi," ucap Nur Kholis. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya