Sebagai organisasi kepemudaan Komite Nasional pemuda Indonesia (KNPI) seharusnya mampu keluar dari konflik dan tidak berlarut-larut dalam perpecahan.
Menurut Ketua Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Ahmad Doli Kurnia, pemuda harus bersatu untuk turut serta dalam melakukan pembangunan bangsa.
"KNPI harus menjadi alat perekat, KNPI tidak boleh terseret dengan konflik," katanya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (23/6).
Sebelumnya, Ketua DPR RI Ade Komaruddin juga menyatakan dukungannya terhadap DPP KNPI yang dipimpin Ketua Umum Muhammad Rivai Darus dan Sekjen Sirajuddin Abdul Wahab.
Dukungan disampaikan Akom di sela diskusi tentang RUU Tax Amnesty yang diselenggarakan DPP KNPI di Mandarin Hotel, Jakarta, Rabu malam kemarin (22/6). Hal itu sebagai respon atas dualisme kepengurusan yang melanda organisasi kepemudaan tersebut.
Acara tersebut juga dihadir sejumlah pengurus DPP dan senior KNPI, seperti Ahmad Doli Kurnia dan Kepala Sekretariat DPP KNPI Darsono.
Melihat kehadiran Darsono yang sejak awal berdirinya KNPI telah menjadi kepala sekretariat, Akom pun menyatakan forum yang dihadirinya diselenggarakan oleh DPP KNPI yang asli.
"Saya datang ke sini karena saya tahu Darsono ada di sini. Berarti ini KNPI yang asli," ungkap politisi Partai Golkar itu.
Akom menjelaskan, sebagai aktivis pemuda, kader KNPI harus siap menang dan siap kalah dalam menghadapi setiap pertarungan politik. Pihak yang tidak siap kalah dan hanya siap menang disebut sebagai pihak yang justru menggerogoti KNPI.
"Kita para aktivis siap mati berkali-kali, hidup berkali-kali. Nikmati kekalahan dengan baik, kemenangan dengan baik, syukuri. Saya meyakini benar kita harus ikhlas menggeluti apa yang kita jalani," beber Akom yang pernah menjabat wakil sekjen DPP KNPI.
Diketahui, Rivai merupakan ketua umum DPP KNPI periode 2015-2018 hasil Kongres ke-XIV di Kota Jayapura, Papua. Kepemimpinan Rivai kemudian diganjal oleh oknum internal KNPI yang ingin memecah belah persatuan pemuda melalui Kongres Luar Biasa (KLB) KNPI yang memilih Fahd Arafiq sebagai ketua umum.
[wah]
