Berita

rizal ramli/net

Nusantara

Ini 7 Pesan Presiden untuk Tingkatkan Zona Maritim Versi Menko Rizal

Dorong Penggunaan Gas Untuk Nelayan
RABU, 22 JUNI 2016 | 20:32 WIB | LAPORAN:


Menteri Koordinator (Menko) Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli meminta departemen teknis untuk mulai melakukan konversi dari solar ke gas.

Menurutnya, solar yang digunakan oleh kapal-kapal tradisional dalam menjaring ikan di laut itu sangat mahal, dan makin lama makin sulit didapatkan. Pemerintah dirasa perlu mensubsidi converter-nya, sehingga kapal-kapal nelayan tradisional bisa menggunakan gas.

"Kalau hal ini dilakukan, nelayan sendiri secara total diperkirakan akan menghemat Rp2,7- Rp3 triliun. Sementara biaya subsidi converter-nya relatif kecil,” kata Rizal  Ramli kepada wartawan usai Rapat Terbatas tentang Kebijakan Pembangunan Kelautan, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (22/6).

"Kalau hal ini dilakukan, nelayan sendiri secara total diperkirakan akan menghemat Rp2,7- Rp3 triliun. Sementara biaya subsidi converter-nya relatif kecil,” kata Rizal  Ramli kepada wartawan usai Rapat Terbatas tentang Kebijakan Pembangunan Kelautan, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (22/6).

Menurut dia, hal itu adalah salah satu contoh yang tadi diputuskan Presiden Joko Widodo untuk mendukung gerakan gasifikasi penggunaan gas untuk kapal-kapal nelayan tradisional. Pemerintah ingin memanfaatkan sebesar-besarnya sumber daya maritim untuk kepentingan rakyat dan nasional maritim kita.

Rizal Ramli menyebutkan ada tujuh komponen utama kebijakan yang akan dilakukan pemerintah, yaitu: Pertama, membangun budaya maritim, karena anak-anak muda kita jarang, banyak yang belum pernah naik kapal, supaya mereka punya pengalaman naik kapal di laut, supaya mereka mulai mencintai laut kembali. Karena negara yang kuat di laut punya pengaruh yang besar di dunia.

Kedua adalah bagaimana memanfaatkan sumber daya laut sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Ini menyangkut kebijakan soal perikanan.

"Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan Ibu Susi spektakuler,  ada kontroversi  tapi manfaatnya sangat besar karena kerugian kita dari illegal fishing itu sangat besar dan berhasil dikurangi,” ujar Rizal.

Komponen ketiga adalah bagaimana kita membangun tata ruang laut dan lingkungan laut yang bagus. Menurut Rizal, istilahnya itu sustainable ocean policy, kebijakan kelautan yang sustainable. Sebab, kalau hanya sekadar menguras, merusak itu mudah, namun pemerintah ingin laut kita tetap bermanfaat untuk masa datang.

Keempat, lanjut Rizal, membangun infrastruktur dan konektivitas antar pulau atau apa yang disebut tol laut. Tol laut ini, penting sekali untuk semakin meningkatkan integrasi dari NKRI. Dengan adanya konektivitas, dengan adanya tol laut, NKRI justru semakin terintergrasi. Manfaat besar lainnya, yakni mengurangi biaya logistik, mengurangi kesenjangan antar wilayah.

Rizal menjelaskan, pemerintah selama ini sudah melakukan banyak hal. Mulai dari membuat ratusan pelabuhan kecil dan sedang, sudah memulai rute-rute kapal yang terjadwal.

"Sehingga petani, pedagang kecil di pulau-pulau kecil itu tahu setiap hari Selasa ada kapal, misalnya, dia sudah siapkan barang, modal pertaniannya untuk di jual  ke pulau yang lain," jelasnya.

"Tetapi tentu ini harus diintegrasikan antara bisnis perkapalan swasta dan apa yang dilakukan pemerintah. Dua-duanya harus saling melengkapi."

Komponen berikutnya  adalah membangun pendidikan dan Iptek dalam bidang maritim dan kelautan, menggalakkan diplomasi maritim dan memperkuat pertahanan keamanan maritim.

Menko Rizal jelaskan, khusus dalam soal ini Presiden betul-betul meminta supaya ada kerja sama pihak-pihak yang mengatur keamanan maritim agar penyelundupan di Indonesia bisa berkurang. Untuk itu perlu koordinasi antara Bakamla (Badan Keamanan Laut), KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan), Polri, TNI, dan sebagainya untuk mengurangi smuggling.

"Pada esensinya itu garis besar dari kebijakannya, kita akan rumuskan lagi supaya ada fine tunning sehingga betul-betul kongkrit dan ada manfaatnya,” jelas Rizal.

Yang terakhir, lanjut Rizal, pesan Presiden yang penting bagaimana nelayan kesejahteraannya bisa meningkat, tidak hanya dari segi ekonomi maritim maju, maritim kuat, tapi nelayannya tetap miskin. [sam]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya