Istana negara bisa banjir bandang bila Waduk Melati dijadikan sebagai depo untuk monorel.
Begitu kalimat yang terlontar dari mulut Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 2015 lalu, saat menolak dan menghentikan pembangunan monorel.
Namun hari ini (Kamis, 16/6) di Balaikota, Ahok berkata lain. Ia mengizinkan pembangunan dan pemanfaatan Waduk Melati. Alasannya, lahan yang digunakan bukan milik Pemprov.
"Sekitar situ boleh. Tanah orang lho itu. Bukan tanah kita (Pemprov)," dalil Ahok.
Ahok seolah lupa pernyataannya dahulu. Padahal ketika itu ia menghujat PT. Jakarta Monorail (JM) karena ingin membangun depo di atas Waduk Melati dan menganggap tidak paham tata ruang.
Ketimbang membangun gedung apapun, Ahok justru menyarankan pengembang untuk memperbaiki pompa air yang ada di sana.
"Makanya kita bilang yang mau bikin bangunan di sana tanah dia kamu musti dalemin waduk benerin pompanya semua. Itu kan dibuang ke Cideng ke kanal banjir barat," katanya.
Seperti pernah diberitakan, Ahok menolak keras pembangunan depo monorel di kawasan Waduk Setia Budi. Selain berbahaya, pembangunan depo juga di atas area penampungan air.
Ia khawatir Tanggul Latuharhari jebol yang mengakibatkan banjir bandang kembali melanda kawasan Jalan M.H Thamrin dan Jenderal Sudirman.
Salah satu pengembang yang diberi beban menata Waduk Melati adalah PT Intiland Tbk.
[wid]