Berita

net

Nusantara

DPD Minta Dana Transfer Daerah Ditingkatkan

SENIN, 13 JUNI 2016 | 16:41 WIB | LAPORAN:

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mengusulkan peningkatan alokasi dana transfer ke daerah. Selama ini, alokasi dana untuk kementerian/lembaga jauh lebih besar porsinya dibandingkan ke daerah.

"Sebagai gambaran dari data BO yang kami punya, pagu indikatif belanja terbesar di kementerian adalah Rp 106.813.9 miliar, sedangkan saat ini masih banyak desa-desa tertinggal yang masih belum tersentuh pembangunan infrastruktur yang baik, nah ini kita dorong agar dana transfer daerah bisa lebih besar daripada ke kementerian dan lembaga," jelas Wakil Ketua Komite IV DPD Budiono dalam rapat kerja dengan Budget Office (BO) DPD dan Pusat Kajian Daerah DPD di Gedung DPD, Jakarta (Senin, 13/6).

Dia menambahkan, penentuan Rencana Kerja Pemerintah (RKP)/RAPBN seharusnya menggunakan pendekatan kewilayahan sebagai arus utama sehingga program kegiatan seutuhnya mengutamakan kepentingan dan kebutuhan wilayah.   


"Saat ini pendekatan money follow function itu lebih tepat kalau diganti dengan money follow program. Kemudian untuk 20 persen anggaran pendidikan dan 5 persen anggaran kesehatan itu sudah mutlak tidak bisa dikurangi mengingat urgensi pendidikan dan kesehatan di Indonesia," ujar Budiono.

Dalam kesempatan yang sama, senator asal Maluku John Pieris menilai pembangunan di daerah tidak  maksimal jika APBN lebih besar untuk kepentingan di pusat.

"Pemerintah akhir-akhir ini tidak lagi mengisukan kesenjangan pusat dan daerah, kesenjangan daerah dengan daerah, nah kalo postur APBN kita lebih banyak di pusat itu tidak bisa maksimal pembangunan di daerah, terutama di daerah kepulauan dan desa tertinggal," ujarnya.

Sebelumnya, staf ahli Budget Office Prof. Herman Haeruman menyampaikan serapan APBN belum berjalan secara maksimal akibat banyak belanja untuk sektor-sektor produktif. Dia berharap pemerintah dalam menyusun RKP tahun 2017 dapat memacu pembangunan infrastruktur dan ekonomi untuk meningkatkan kesempatan kerja serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan antar wilayah.

"Penyerapan belanja saat ini belum optimal terutama pada belanja yang bersifat produktif, pemberian subsidi juga harus lebih tepat sasaran," paparnya. [wah] 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya