Berita

ilustrasi/net

Nusantara

Kemendikbud Mantap Tingkatkan Jumlah Sekolah Pengguna Kurikulum 2013

SELASA, 31 MEI 2016 | 22:08 WIB

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mantap ingin memperluas implementasi kurikulum pendidikan tahun 2013. Kata Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Tjipto Samadi, pemerintah akan meningkatkan jumlah sekolah pengguna Kurikulum 2013 yang saat ini berjumlah 19 persen.

"Kami akan tingkatkan jumlah sekolah yang terapkan kurikulum tahun 2013, dari 19 persen menjadi 44 persen," ujar Tjipto saat ditemui di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (31/5).

Dia menjelaskan, sejauh ini dari 208 ribu jumlah sekolah di Indonesia, sekitar 52 ribu di antaranya telah menerapkan Kurikulum tahun 2013. Dengan target baru, diharapkan ada peningkatan secara signifikan jumlah sekolah di Indonesia yang menerapkan Kurikulum 2013.


"Diharapkan (jumlah sekolah) bisa bertambah, ini penting untuk tingkatkan mutu pendidikan kita," kata Tjipto.

Dia menambahkan, perubahan kurikulum pendidikan itu dilakukan sebagai bentuk evaluasi dan peningkatan mutu pendidikan sekolah-sekolah di Indonesia.

Hal ini, menurutnya, berkaitan dengan tuntutan di era globalisasi, bahwa tingkat kompetisi pendidikan masyarakat tidak hanya sebatas kompetisi antar daerah, tapi juga kompetisi dunia pendidikan secara global. Oleh karena itu, perubahan dan paradigma baru dalam kurikulum pendidikan perlu dilakukan secara terus-menerus guna meningkatkan daya saing masyarakat Indonesia khususnya dalam dunia pendidikan.

"Tuntutan pelajaran berbasis abad ke-21 kan koperarif, kolaboratif, komunikatif, dan kreatif. Sehingga kurikulum pembelajaran harus bisa memenuhi keempat aspek itu dengan cara melakukan perubahan," kata Tjipto.

Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa perbaikan kurikulum yang dilakukan pemerintah tetap didasarkan dengan pedoman kurikulum yang sudah ditetapkan tahun 2016.

"Kurikulum terus berkembang, jadi jangan panik kalo ada perubahan kurikulum," tambah Tjipto.

Sesuai rancangan sistem pengawasan dan evaluasi, Kurikulum 2013 ini terbuka bagi berbagai tinjauan dan penyesuaian sehingga kurikulum ini menjadi kurikulum 'terbuka' yang fleksibel dalam merespon perubahan-perubahan yang diperlukan dalam hal pendidikan dari waktu ke waktu. [sam]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya