Seekor gorilla di Kebun Binatang Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat terpaksa ditembak mati setelah menyeret bocah empat tahun yang terjatuh ke dalam kandang pada Minggu (29/5).
Tindakan itu memicu kemarahan banyak orang yang menyesalkan keputusan pengelola kebun binatang.
Setidaknya 2.000 orang menandatangani petisi di laman Change.org yang mengkritik tajam Departmen Kepolisian Cincinnati dan pihak kebun binatang untuk meletakkan hewan tersebut dan meminta pertanggungjawaban dari orang tua anak karena tidak melakukan pengawasan.
Berita media massa yang berjudul 'Justice for Harambe' menjelaskan bahwa gorilla yang ditembak mati merupakan gorilla dataran rendah dengan berat sekitar 181 kilogram. Memiliki nama Harambe dan merupakan spesies yang terancam punah. Pihak kebun binatang telah bermaksud menggunakan Harambe untuk pengembangbiakan.
Sebuah postingan blog di website People for the Ethical Treatment of Animals mempertanyakan mengapa tindakan untuk menembak mati gorilla itu perlu dilakukan.
"Seekor gorilla 17 tahun bernama Harambe sudah mati, dan seorang anak berada di rumah sakit. Mengapa?" tulis seorang blogger.
Sementara, saksi di tempat kejadian mengatakan bahwa anak itu berulang kali menyatakan ingin lebih dekat dengan habitat gorilla. Beberapa saat kemudian, anak itu merangkak melalui pembatas pagar dan jatuh sekitar 12 kaki ke dalam parit yang mengelilingi habitat gorilla dengan pengunjung, kemudian Harambe pun menangkapnya.
Presiden Kebun Binatang Thane Maynard mengatakan, kejadian itu adalah pertama kalinya dalam 38 tahun terakhir sejak pameran gorilla di Kebun Binatang Cincinnati diadakan. Di mana pengunjung tidak diperkenankan untuk terlalu dekat dengan kandang.
Maynard menambahkan, tim memutuskan untuk menembak mati gorilla bukan menggunakan obat penenang karena akan memakan waktu yang cukup lama untuk menunggu obat bereaksi ketika binatang itu dalam keadaan gelisah.
"Mereka membuat pilihan yang sulit namun mereka membuat pilihan yang tepat karena mereka telah menyelamatkan kehidupan seorang anak kecil," pungkas Maynard seperti dilansir
Reuters (Senin, 30/5).
[mic/wah]