Berita

Nusantara

Beasiswa IBF, Partisipasi Publik Coba Entaskan Kemiskinan Lewat Sekolah

JUMAT, 27 MEI 2016 | 17:50 WIB

Lahir di sebuah keluarga broken home di Desa Purwosari, Kec. Tlogowungu, Pati, Jawa Tengah, dan hanya dibesarkan oleh Ibunda yang bekerja serabutan, Aprilia tidak pernah menyesali takdirnya. Saat Aprilia masih duduk di bangku SD 11 tahun lalu tahun 2005, sang Ibu, Endang, hanya berharap Lia lulus SMP saja karena kendala biaya dan selanjutnya bekerja.

Kini Lia, 22 tahun, sudah jauh melebihi harapan Ibunda. Tidak hanya lulus SMP, Lia bahkan sudah lulus dari D3 Politeknik Astra yang bergengsi akhir tahun 2015 dan tiga hari sesudah tamat kuliah, ia langsung bekerja di salah satu anak perusahaan Astra.

"Ibu saya nggak punya uang untuk menyekolahkan saya tinggi-tinggi, tapi saya dimotivasi terus oleh guru SD saya waktu itu untuk terus belajar agar punya masa depan. Tuhan tidak tidur kata Ibu guru saya," ujar Lia mengenang masa lalu saat diwawancara beberapa hari menjelang acara SIFConnects! Jakarta 2016, Sabtu 28 Mei. Lia hanyalah salah satu anak di desa tersebut dan sekitarnya yang menghadapi kendala yang sama.


Pada tahun 2005, di saat bersamaan, 500 km ke arah barat dari Pati, tepatnya di Jakarta, sekelompok anak muda yang pernah mengenyam pendidikan satu semester di beberapa universitas  Singapura dalam program ASEAN fellowship dari Singapore International Foundation (SIF) tengah menggodok program bantuan beasiswa belajar jangka panjang SD hingga Perguruan Tinggi bagi anak berprestasi dari kalangan tidak mampu.

Berbekal informasi salah satu alumni tentang Lia dan banyak anak di sekitar tempat tinggal Lia mengalami kesulitan financial untuk bersekolah, Alumni SIF-ASEAN Fellowship bergerak mengecek ke lapangan, menemui para siswa yang membutuhkan, mewawancara guru dan orang tua, menginspeksi kondisi rumah.

Setelah berdiskusi berdasarkan hasil di lapangan, akhirnya diputuskan proyek beasiswa jangka panjang Alumni SIF-ASEAN Fellowship diberikan kepada anak-anak di Pati, khususnya di Purwosari dan sekitarnya. Saat itu tiap kelas dari kelas 2 hingga 6 SD diambil 5 anak berprestasi dari keluarga tidak mampu untuk dibantu biaya transportasi, buku, seragam, uang pembangunan sekolah, serta pemberitan motivasi.

Mengingat jumlah penerima beasiswa semakin meningkat, Alumni SIF Fellowship membentuk Indonesia Bright Foundation (IBF) yang berbadan hokum pada tahun 2011 agar dana alumni maupun dana publik yang masuk dapat disalurkan ke penerima beasiswa secara profesional. Hingga tahun 2016, penerima beasiswa IBF telah mencapai lebih dari 100 siswa di Pati, Solo, Semarang (Jawa Tengah), Cilincing & Sunter (Jakarta), dan Depok (Jawa Barat), sembilan diantaranya telah mencapai tingkat mahasiswa.

Bahkan mulai tahun 2015 lalu, empat penerima beasiswa IBF Yuli Astutik, Mira Andri Astuti, Jalaluddin Sofan Fitri, Sayyidatik -- yang telah menjadi mahasiswa mendapat kesempatan untuk melakukan kunjugan belajar ke negara tetangga Singapura selama satu minggu, hasil kerjasama dengan SIF dan Indonesia Professional Association (IPA) di Singapura.

Di Singapura mereka mempelajari langsung budaya multikultur negara tersebut, melihat sistem pendidikan di National University of Singapore, mengunjungi beberapa perusahaan Teknologi Informasi, mempelajari social entreprenurship, serta berinteraksi langsung dengan warga Singapura sekaligus menguji kemampuan berbahasa Inggris mereka. Program kunjungan belajar saat ini akan dilakukan setiap dua tahun sekali.

Dampak program kunjungan belajar ke Singapura cukup nyata, selain kepercayaan diri motivasi belajar yang meningkat, salah satu peserta kunjungan belajar tersebut juga telah membentuk komunitas Audio Visual To Elevate Society (AVES) yang bertekad memproduksi audio visual atau video animasi untuk membantu guru mengajar di sekolah dasar.
 
Moch N Kurniawan atau yang akrab dipanggil Iwan, Ketua Pengurus IBF menjelaskan bahwa IBF memang ingin memberi kesempatan kepada siswa berprestasi dari keluarga tidak mampu untuk terus menggapai cita-cita dengan bersekolah yang setinggi-tingginya.

Dengan bersekolah tinggi, harapan untuk mendapatkan pekerjaan lebih baik juga semakin tinggi, sementara orang tua siswa yang dibantu dapat menyisihkan pendapatannya untuk kebutuhan lain yang lebih perlu atau bahkan untuk modal berwirausaha, ujarnya.

"Ini wujud panggilan hati kami untuk memberikan sumbangsih kepada bangsa melalui pendidikan untuk mengentaskan kemiskinan dalam jangka panjang," ujar Iwan. "Dan nilai-nilai yang kami percayai ini kami tularkan juga kepada para penerima beasiswa IBF ini bahwa suatu saat jika sudah bekerja atau berwirausaha, mereka juga sepatutnya membantu siswa-siswa beprestasi namun mempunyai kesulitan finansial untuk bersekolah,"

Ia juga menambahkan bahwa kepedulian terhadap pendidikan memang harus digerakkan secara bersama-sama tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh publik.

Menurutnya pemerintah sudah pada jalur yang benar dengan memberikan pendidikan gratis sesuai kemampuan keuangan pemerintah, sedangkan publik dapat berpartisipasi dengan membantu siswa-siswa dengan kemampuan keuangan yang minim pada bagian yang belum tersentuh pemerintah sehingga para siswa tersebut memperoleh kesempatan yang sama dalam pendidikan.

"Saya kira demikian idealnya partisipasi publik untuk pendidikan," tutupnya. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya