Berita

Dunia

Isu Ekonomi Dan Keamanan Global Dominasi KTT G7

KAMIS, 26 MEI 2016 | 15:15 WIB

Para pemimpin dari tujuh negara industri maju atau G7 bertemu di Jepang dengan agenda membahas beberapa isu utama, yaitu ekonomi, keamanan dan ketegangan Laut China Selatan.

Pemimpin G7 berkumpul di Ise Shima, Prefektur Mie, untuk menghadiri pertemuan puncak atau KTT yang dijadwalkan berlangsung dua hari.

Laporan media internasional menyebutkan, KTT akan fokus terhadap masalah ekonomi global dan keamanan internasional.

Topik lainnya termasuk membahas terorisme, keamanan informasi berbasis komputer, dan keamanan maritim, termasuk ketegangan di Laut China Selatan, di mana terjadi sengketa wilayah antara China, Jepang dan beberapa negara Asia Tenggara.

Sementara dalam pembahasan khusus hari ini, Presiden Uni Eropa, Donald Tusk, akan mencari dukungan lebih besar dari G7 untuk memberikan bantuan terhadap krisis pengungsi global.

Aliran pengungsi dari Suriah dan tempat lainnya di Afrika maupun Timur Tengah ke benua Eropa telah menimbulkan krisis pengungsi terbesar sejak Perang Dunia II.

"Jika G7 tidak mengambil tindakan dalam menangani krisis ini, maka tak ada seorang pun yang akan bertindak,” Ujar Tusk.

Media lokal Jepang mengabarkan, para pemimpin G7 juga akan mengeluarkan pernyataan setelah pertemuan puncak berakhir, Jumat besok. Isu yang akan dibicarakan termasuk seruan untuk menghormati peraturan hukum dan menghindari tindakan provokatif yang mencoba mengubah status quo menggunakan kekuatan militer.

Mengenai pembahasan stimulus fiskal, meskipun kesepakatan bulat pada kebijakan makro ekonomi terlihat sulit didapat, para pemimpin G7 diharapkan mempromosikan kebijakan moneter, fiskal, dan struktural untuk memacu pertumbuhan.

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, akan mendesak para pemimpin G7 untuk mengadopsi kebijakan fiskal yang fleksibel, dengan mempertimbangkan situasi masing-masing negara sendiri.

Sementara itu ada harapan para pemimpin G7 dari Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat menegaskan kembali komitmen mereka sebelumnya untuk menjaga stabilitas di pasar valuta asing. [mic/ald]

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya