Berita

net

Nusantara

Tuntaskan Komunisme, Pemerintah Bisa Tiru Malaysia

RABU, 25 MEI 2016 | 20:58 WIB | LAPORAN:

Polemik peristiwa 1965, Partai Komunis Indonesia (PKI) dan faham Komunisme dinilai justru menimbulkan perbedaan pandangan di dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo.

Koordinator Ganyang PKI Alfian Tanjung mengatakan, seharusnya isu PKI jangan sampai memecah belah bangsa. Pemerintah dapat bertindak tegas soal isu munculnya kembali Komunisme lantaran sampai hari ini masih dilarang berdasarkan undang-undang.

"Siapa pun yang menyebarkan ajaran Komunisme akan mendapatkan ancaman hukuman penjara. Maka dari itu, tindakan penyebaran ajaran Komunisme akan langsung ditindak oleh kepolisian," jelasnya kepada redaksi, Rabu (25/5).


Alfian yang baru saja mendeklarasikan diri sebagai Negawawan Muda Anti Komunis menjelaskan, pemerintah bisa meniru cara Malaysia dalam menyelesaikan faham Komunisme. Menurutnya, di negeri jiran itu, mantan anggota Partai Komunis Malaysia (PKM) dirangkul sehingga tetap bisa duduk di parlemen dan pemerintah.

"Tapi harus meninggalkan semua atribut komunisnya. Sehingga tidak ada lagi bicara komunis di Malaysia," katanya.

Langkah tersebut membuat mantan pengikut komunis meminta maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan. Juga membuat mantan anggota komunis enggan membangkitkan kembali faham itu.

Sementara itu, mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zen menambahkan, saat ini ada pihak-pihak yang mau membangkitkan Komunisme di Indonesia. Apalagi, saat ini kondisi Indonesia tidak stabil.

"Indonesia mau maju, komunis mau menikam lagi, sifat mereka memang seperti itu," ujarnya.

Menurut Kivlan, sekarang ini ajaran komunis sudah masuk ke mana-mana. Hal itu dilakukan karena PKI ingin balas dendam. Dia berharap agar umat Islam baik dari Nahdlatul Ulama, Muhammaddiyah, dan gereja bersatu mewaspadai Komunisme.

"Namun, TNI dalam posisi siap menghadapi bangkitnya PKI. Jangan sampai PKI bisa balas dendam kembali," tegasnya. [wah]   

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya